Panglima tentara Mesir Jendral Abdel Fattah el-Sissi secara resmi mengumumkan bahwa ia mengundurkan diri dari angkatan bersenjata agar bisa bertarung dalam pemilu presiden.
Pemimpin angkatan bersenjata Mesir Jenderal Abdel Fattah el-Sissi dengan resmi mengumumkan bahwa ia akan meletakkan jabatan dari angkatan bersenjata supaya ia dapat menjadi calon presiden yang diperkirakan akan menang dengan mudah.
Dalam pidatonya melalui televisi pemerintah, Rabu (26/3), jenderal itu mengatakan Mesir terancam oleh teroris, dan sekarang adalah waktunya untuk memulihkan dan membangun kembali negara yang bermartabat.
Ia memperingatkan bahwa ia sendirian tidak dapat memperbaiki masalah negara seperti ekonomi yang buruk dan pengangguran tinggi dan setiap orang harus turut bekerja untuk membangun kembali Mesir.
Sissi menggambarkan Mesir sebagai negara yang patut mendapat penghormatan dan mengecam apa yang ia sebut campur tangan pihak asing dan kawasan dalam beberapa tahun terakhir, baik dalam politik maupun media.
Keputusan Sissi untuk menjadi calon presiden sudah diperkirakan kalangan luas, dan kemungkinan akan mendapat dukungan terbuka militer Mesir yang kuat itu.
Sissi, yang juga menjabat menteri pertahanan, adalah tokoh utama militer dalam penggulingan Presiden Islamis, Mohammed Morsi, tahun lalu, setelah protes massa selama berbulan-bulan menentang pemerintahannya.
Sebelumnya Rabu, pasukan keamanan Mesir dan pendukung presiden terguling bentrok, yang menewaskan satu orang. Para pejabat Mesir mengatakan sedikitnya delapan orang luka-luka dalam bentrokan dekat Universitas Kairo itu.
Polisi anti-huru-hara menembakkan gas air mata terhadap mahasiswa yang berdemonstrasi menentang keputusan pengadilan pekan ini yang menjatuhkan hukuman mati terhadap 529 anggota Ikhwanul Muslimin atas pembunuhan seorang polisi, menyerang kantor polisi dan tindak kekerasan lain.
Pasukan keamanan dan mahasiswa juga bentrok di kota Delta Nil, Zagazig.
Dalam pidatonya melalui televisi pemerintah, Rabu (26/3), jenderal itu mengatakan Mesir terancam oleh teroris, dan sekarang adalah waktunya untuk memulihkan dan membangun kembali negara yang bermartabat.
Ia memperingatkan bahwa ia sendirian tidak dapat memperbaiki masalah negara seperti ekonomi yang buruk dan pengangguran tinggi dan setiap orang harus turut bekerja untuk membangun kembali Mesir.
Sissi menggambarkan Mesir sebagai negara yang patut mendapat penghormatan dan mengecam apa yang ia sebut campur tangan pihak asing dan kawasan dalam beberapa tahun terakhir, baik dalam politik maupun media.
Keputusan Sissi untuk menjadi calon presiden sudah diperkirakan kalangan luas, dan kemungkinan akan mendapat dukungan terbuka militer Mesir yang kuat itu.
Sissi, yang juga menjabat menteri pertahanan, adalah tokoh utama militer dalam penggulingan Presiden Islamis, Mohammed Morsi, tahun lalu, setelah protes massa selama berbulan-bulan menentang pemerintahannya.
Sebelumnya Rabu, pasukan keamanan Mesir dan pendukung presiden terguling bentrok, yang menewaskan satu orang. Para pejabat Mesir mengatakan sedikitnya delapan orang luka-luka dalam bentrokan dekat Universitas Kairo itu.
Polisi anti-huru-hara menembakkan gas air mata terhadap mahasiswa yang berdemonstrasi menentang keputusan pengadilan pekan ini yang menjatuhkan hukuman mati terhadap 529 anggota Ikhwanul Muslimin atas pembunuhan seorang polisi, menyerang kantor polisi dan tindak kekerasan lain.
Pasukan keamanan dan mahasiswa juga bentrok di kota Delta Nil, Zagazig.