Badan pemerintah Turki mengatakan pihaknya pada hari Kamis ini telah menyerang target-target yang dicurigai sebagai basis militan Kurdi di Suriah dan Irak untuk hari kedua berturut-turut, setelah serangan tersebut.
Beberapa laporan menyatakan dua penyerang – yaitu seorang laki-laki dan perempuan – tiba di TUSAS di pinggiran Ankara, Rabu (23/10) dengan sebuah taksi yang mereka rampas setelah membunuh supirnya. Bersenjatakan senapan serbu, mereka menyalakan peledak dan melepaskan tembakan, menewaskan empat orang di TUSAS, termasuk seorang petugas keamanan dan seorang insinyur mesin. Lebih dari 20 orang luka-luka.
Erdogan juga mengatakan bahwa Turki, yang merupakan negara anggota NATO, telah meluncurkan sebuah inisiatif untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel.
Sebagai seorang pengkritik keras tindakan militer Israel, Erdogan meminta negara-negara BRICS untuk bergabung dengan upaya Ankara. “Melanjutkan dukungan senjata dan amunisi tanpa syarat kepada Israel membuat negara ini semakin gegabah dalam melakukan serangan,” tegasnya.
“Kami telah meluncurkan sebuah inisiatif di PBB untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel. Saya percaya pada dukungan yang akan Anda berikan. Mari kita semua bergandengan tangan dan menghentikan pembantaian dan air mata di wilayah kita.” [em/ab]
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pada KTT BRICS di Rusia, Kamis (24/10) mengatakan serangan terhadap sebuah fasilitas pertahanan utama yang menewaskan sedikitnya lima orang, telah “memperkuat” tekad Turki untuk “memberantas terorisme”.