Presiden Eritrea Isaias Afewerki membantah pernyataan sebuah organisasi pengamat hak media terkait kebebasan berbicara di negaranya.
Presiden Eritrea Isaias Afewerki telah membantah bahwa negaranya mematikan kebebasan berbicara, hanya beberapa hari setelah satu organisasi hak media menyebut Eritrea sebagai negara yang paling ketat disensor di dunia.
Dalam wawancara dengan VOA hari Jumat, Presiden Afewerki mengatakan pemerintahannya tidak berminat menghambat orang mengutarakan pendapat mereka.
Tetapi, ia mengatakan ia akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi keamanan nasional dalam menghadapi agresi dari luar oleh orang-orang yang membawa uang dari pemerintah asing untuk menciptakan kekacauan dan menyebarkan informasi menyesatkan.
Komite Perlindungan Wartawan, CPJ, bulan lalu mendaftarkan Eritrea sebagai negara yang paling dibatasi di dunia untuk wartawan. Dalam survei tahunannya, CPJ menyebut negara Afrika Timur itu sebagai negara yang sama sekali tertutup bagi wartawan asing, dengan mengatakan hanya media pemerintah yang dikendalikan dengan ketat diizinkan beroperasi disana.
Dalam wawancara dengan VOA hari Jumat, Presiden Afewerki mengatakan pemerintahannya tidak berminat menghambat orang mengutarakan pendapat mereka.
Tetapi, ia mengatakan ia akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi keamanan nasional dalam menghadapi agresi dari luar oleh orang-orang yang membawa uang dari pemerintah asing untuk menciptakan kekacauan dan menyebarkan informasi menyesatkan.
Komite Perlindungan Wartawan, CPJ, bulan lalu mendaftarkan Eritrea sebagai negara yang paling dibatasi di dunia untuk wartawan. Dalam survei tahunannya, CPJ menyebut negara Afrika Timur itu sebagai negara yang sama sekali tertutup bagi wartawan asing, dengan mengatakan hanya media pemerintah yang dikendalikan dengan ketat diizinkan beroperasi disana.