Beberapa hari menjelang pelantikan Joe Biden sebagai presiden ke-46, sekutu Amerika, Eropa, bersiap menyambut kehadiran pemerintahan Presiden Joe Biden yang baru.
Bagi para pemimpin Eropa, kembalinya Biden ke Gedung Putih, yang ditinggalkannya empat tahun lalu sebagai wakil presiden Barack Obama, bersama wajah-wajah yang sudah dikenal dalam posisi penting dan keamanan luar negeri, dinilai meyakinkan.
Keyakinan itu bertambah setelah serangan pekan lalu terhadap Gedung Kongres oleh massa pendukung Presiden Trump, yang berfokus pada teori konspirasi deep-state, yang hendak membalik hasil pemilihan yang dimenangkan Biden. Serangan itu membuat masyarakat Eropa bingung dan terguncang seperti juga rakyat Amerika.
BACA JUGA: EU Sesalkan Gelombang Tarif Baru AS untuk Perancis dan JermanPada konferensi keamanan dua tahun lalu di Munchen, pimpinan Eropa mendesak Biden mencalonkan diri. Setelah mendengarkan pidato "America First" yang kasar dan keras dari Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Eropa kini ditenangkan oleh Biden, yang sekarang dipandang sebagai presiden paling pro-Eropa sejak George H.W. Bush, ketika ia menyindir dalam pidatonya: “Ini juga akan berlalu. Kami akan kembali."
Biden dan tim penasihat utamanya, calonnya untuk Menteri Luar Negeri Tony Blinken, dan pilihannya untuk menjadi ketua CIA dan Dewan Keamanan Nasional, termasuk Jake Sullivan dan Amanda Sloat, yang sudah dikenal di Eropa, pernah bertugas dalam pemerintahan Obama.
Pembuat kebijakan di Amerika maupun Eropa sekarang bertekad memperbaiki hubungan yang rusak dan demokrasi yang stabil yang diguncang oleh kekacauan politik dalam negeri yang belum pernah terjadi dan ditantang oleh kekuasaan otoriter. Menurut analis, akan ada kesepakatan cepat soal beragam masalah dengan Eropa dan Amerika yang menginginkan kerjasama erat.
Biden berkomitmen kembali bergabung dalam kesepakatan iklim Paris dan akan membatalkan keputusan Trump untuk keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia. [ka/jm]