Eropa, Rabu (26/6), mendesak Iran untuk tetap melanjutkan komitmennya berdasarkan perjanjian nuklir 2015 dan tidak mengesampingkan hal itu untuk membalas pemberlakukan kembali sanksi-sanksi ekonomi Amerika.
"Saat ini mungkin merupakan titik kritis bagi masa depan JCPOA,’’ ujar Duta Besar Uni Eropa Untuk PBB Joao Vale de Almeida. "Meskipun demikian harus diingat bahwa JCPOA merupakan perjanjian nuklir yang sempat berjalan dan mencapai tujuan-tujuannya. Tidak ada alternatif yang kredibel dan damai,’’ tegasnya dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang meninjau implementasi perjanjian itu.
Ditambahkannya, Uni Eropa bersama dengan mitra-mitra komunitas internasional lainnya akan terus bekerja "tanpa henti’’ untuk mempertahankan kesepakatan selama Iran mematuhi komitmennya.
Eropa telah mengupayakan hal ini selama lebih dari satu tahun, pertama dengan berupaya meyakinkan Presiden Amerika Donald Trump untuk tidak menarik diri dari perjanjian itu, dan hal itu gagal. Dan kini berupaya membuat Iran tetap mematuhi perjanjian tersebut.
Tetapi Iran telah mengeluhkan penarikan diri dan pemberlakuan kembali sanksi-sanksi ekonomi secara unilateral, yang merugikan perekonomian negar aitu. Iran pada 8 Mei lalu mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan terus menerus berkomitmen untuk menghormati syarat-syarat kesepakatan tentang program cadangan uranium dan cadangan air berat yang diperkaya.
Duta Besar Iran Untuk PBB Majid Takht Ravanchi mengatakan JCPOA "kini berada dalam titik kritis’’ dan bahwa langkah-langkah yang telah diumumkan Iran merupakan "langkah minimum’’ yang dapat diambil dalam menghadapi tindakan Amerika. [em/al]