Eropa Ingin Perlambat Arus Pengungsi, Bangun Penampungan Lagi

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) bersama Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker seberlum pertemuan di kantor pusat Uni Eropa di Brussels, Belgia (5/10). (AP/Virginia Mayo)

Para pemimpin Eropa berkomitmen memperketat penjagaan perbatasan Yunani yang saat ini kesulitan mengatasi gelombang pengungsi dari Suriah dan lainnya yang menyeberang lewat Turki.

Para pemimpin Eropa dan kawasan Balkan telah menyepakati sejumlah langkah untuk memperlambat arus puluhan ribu orang yang mengungsi ke sana akibat perang dan kemiskinan.

Dalam pernyataan Senin pagi (26/10), mereka berkomitmen memperketat penjagaan perbatasan Yunani yang saat ini kesulitan mengatasi gelombang pengungsi dari Suriah dan lainnya yang menyeberang lewat Turki.

Mereka juga sepakat memperbaiki tempat-tempat penampungan di Yunani dan di rute migrasi di Balkan agar bisa menampung 10.000 orang lagi menjelang musim dingin.

“Langkah paling segera adalah menyediakan penampungan,” kata Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker usai memimpin konferensi di Brussels.

Hampir 250.000 pengungsi dan migran telah melintasi kawasan Balkan sejak pertengahan September. Sebagian besar ingin menuju Austria, Jerman dan Skandinavia dengan harapan bermukim disana.

“Ini adalah salah satu ujian terbesar yang pernah dihadapi Eropa,” kata Kanselir Jerman Angela Merkel. “Eropa harus menunjukkan ini adalah benua yang menghargai nilai dan solidaritas.”

Dalam pertemuan itu, banyak negara saling menyalahkan atas arus pengungsi saat ini terutama terhadap Yunani yang dianggap tidak becus menjaga perbatasannya. Ada juga pihak-pihak yang menyayangkan penyelenggara karena tidak mengundang Turki.

“Situasi ini harus diatasi di Turki dan Yunani. Pertemuan ini terasa seperti bincang-bincang Minggu sore biasa,” kata Perdana Menteri Kroasia Zoran Milanovic. [th]