Exxon, Chevron, Conoco Bayar Pajak Lebih Besar ke Pemerintah Asing daripada Amerika

Logo ExxonMobil terlihat di lantai Bursa Efek New York. (Foto: AP)

Exxon Mobil, Chevron Corp, dan ConocoPhillips ternyata merogoh lebih dari $42 miliar untuk pemerintah negara asing tempat mereka beroperasi pada 2023.

Tiga perusahaan eksplorasi energi terbesar dari Amerika Serikat ternyata membayar pajak dan royalti delapan kali lipat lebih besar kepada negara lain dibandingkan kepada pemerintah Amerika Serikat. Pada tahun lalu, mereka merogoh lebih dari $42 miliar untuk pemerintah negara asing tempat mereka beroperasi, menurut dokumen regulasi.

Untuk pertama kalinya, Exxon Mobil, Chevron Corp, dan ConocoPhillips diwajibkan untuk memberikan keterbukaan informasi ini tahun ini sesuai dengan persyaratan baru dari Komisi Sekuritas dan Bursa atau SEC.

Aktivis transparansi mengadvokasi aturan tersebut selama lebih dari satu dekade untuk mengungkap transaksi keuangan internasional yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan minyak raksasa saat melakukan eksplorasi minyak dan gas di seluruh dunia. Mereka berharap aturan tersebut dapat memberikan gambaran apakah pembayar pajak di Amerika Serikat mendapatkan bagian yang adil dari nilai produksi yang meningkat di negara tersebut.

Amerika Serikat menjadi produsen migas terbesar di dunia dalam beberapa tahun terakhir, terutama berkat lonjakan produksi dari Cekungan Permian di Texas dan New Mexico.

Rig pengeboran beroperasi di area produksi minyak dan gas alam Cekungan Permian di Lea County, New Mexico, AS, 10 Februari 2019. (Foto: Nick Oxford /REUTERS)

"Realitasnya, di Amerika Serikat, kami mendapatkan salah satu kesepakatan terburuk terkait ekstraksi sumber daya alam kami," ujar Michelle Harrison, wakil penasihat umum EarthRights International, sebuah organisasi advokasi lingkungan.

Sekitar 90 persen dari total pembayaran pajak Exxon yang hampir mencapai $25 miliar pada 2023 harus dibayarkan pada sejumlah pemerintah asing, meskipun hampir seperempat dari pendapatan eksplorasi dan produksi global Exxon berasal dari domestik.

Perusahaan raksasa minyak yang bermarkas di Texas itu membayarkan $22,5 miliar dalam bentuk pajak, royalti, dan pos-pos lainnya di luar negeri, dengan Uni Emirat Arab ($7,4 miliar), Indonesia ($4,6 miliar), dan Malaysia ($3,2 miliar) menduduki posisi teratas, menurut keterbukaan informasi tersebut.

Sementara itu Exxon hanya membayar sekitar $2,3 miliar di Amerika Serikat pada 2023, termasuk hanya $1,2 miliar yang dibayarkan kepada Internal Revenue Service Amerika Serikat, menurut laporan Exxon.

BACA JUGA: California Gugat Exxon Atas Polusi Plastik Global 

Pendapatan hulu migas Exxon yang berbasis di Amerika Serikat mencapai $4,2 miliar, dibandingkan dengan $17,1 miliar di pasar non-AS, menurut laporan Exxon pada 2023.

Dalam laporan pendahuluan Exxon di SEC, perusahaan mengeluhkan bahwa perbandingan antara jumlah pembayaran yang dilakukan di Amerika Serikat dan di luar negeri merupakan hal yang tidak adil. Mereka menyatakan bahwa pembayaran kepada pemerintah Amerika Serikat mencapai $6,6 miliar tahun lalu jika dihitung dengan memasukkan lebih dari $4 miliar pajak negara bagian dan lokal yang tidak diperhitungkan dalam peraturan.

Exxon menolak berkomentar lebih lanjut.

Sementara itu, Chevron membayar $14,6 miliar kepada pemerintah asing pada 2023, termasuk $4 miliar untuk Australia. Perusahaan hanya membayar $2 miliar di Amerika Serikat, menurut keterbukaan informasi tersebut.

Seorang juru bicara Chevron menyatakan bahwa biaya operasional perusahaan di dalam negeri bisa jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasional migas di luar negeri.

Logo Chevron terlihat di lantai Bursa Efek New York pada 1 November 2021. (Foto: AP)

Dalam kepemilikan Chevron di Cekungan Permian, misalnya, yang memiliki luas sekitar 2,2 juta hektare, terdapat sekitar 75 persen dari total lahan tersebut hanya diharuskan membayar royalti yang rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Para eksekutif Chevron melihat hal tersebut sebagai keuntungan besar yang dapat menciptakan nilai bagi pemegang saham, menurut perusahaan saat menyampaikan presentasi.

Tahun lalu, sebagian besar laba kegiatan hulu Chevron berasal dari pasar internasional - sebesar $17,4 miliar dibandingkan dengan $4,1 miliar di Amerika Serikat - menurut laporan Chevron pada 2023.

Sementara itu, ConocoPhillips hanya membayar $1,3 miliar kepada Amerika Serikat dari total pembayaran global yang mencapai $6,5 miliar pada tahun lalu, berdasarkan keterbukaan informasi tersebut.

Perusahaan tersebut menolak berkomentar terkait hal itu. [ah/rs]