Serangan drone yang berlangsung semalaman di wilayah tengah dan barat Ukraina telah merusak sejumlah fasilitas energi di negara itu. Sementara petugas pemadam di kota Azov, Rusia, masih berjuang memadamkan api di sebuah depot minyak untuk hari kedua.
Kementerian energi Ukraina mengatakan bahwa peralatan yang mereka miliki rusak dan layanan darurat polisi telah dipanggil untuk membantu. Serangan ini terjadi setelah Ukraina mengumumkan pemadaman bergilir di seluruh negeri.
Wali Kota Lviv, sebuah kota di barat Ukraina yang dengan perbatasan Polandia, mengatakan bahwa serangan drone di desa Malekhiv melukai dua orang, merusak sebuah rumah tinggal bertingkat dan memecahkan puluhan jendela bangunan di dekatnya.
Wali Kota Andriy Sadovyi menulis di aplikasi pesan Telegram bahwa korban yang terluka berusia 70 tahun dan 47 tahun.
Sementara itu, api terus berkobar di sebuah fasilitas penyimpanan minyak Rusia di wilayah Rostov yang terbakar selama lebih dari 24 jam setelah dipicu serangan drone.
Seorang pejabat Ukraina mengatakan kepada media bahwa serangan itu merupakan operasi khusus dari Dinas Keamanan Ukraina. Ukraina telah menarget infrastruktur energi sedari dulu sebagai cara untuk menjegal upaya perang Rusia.
Serangan itu disebut telah menghantam dua depot dengan 22 tempat penampungan minyak. Azov berada di wilayah Rostov di selatan Rusia, di Sungai Don, sekitar 16 kilometer dari Laut Azov.
Berbagai serangan Rusia terhadap pembangkit listrik di Ukraina sebelumnya telah menyebabkan pemadaman bergilir di seluruh negeri.
Tuduhan Pemenggalan Kepala
Pada hari Selasa (18/6), jaksa penuntut Ukraina menuduh pasukan Rusia memenggal seorang anggota militer Ukraina di wilayah Donetsk.
Menurut unggahan media sosial Kantor Jaksa Agung Ukraina, sebuah foto dilaporkan menunjukkan kendaraan militer lapis baja dengan bagian yang buram merupakan tempat kepala yang terpenggal itu diletakkan.
Jaksa penuntut di Donestk juga melaporkan pada hari yang sama bahwa seorang pria Ukraina dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena memberikan informasi tentang pasukan Ukraina kepada pasukan Rusia.
Pria itu merupakan seorang penduduk Kostyantynivka, dekat dengan garis depan. Menurut jaksa, ia mengggunakan Telegram pada bulan Mei lalu untuk menginformasikan Rusia mengenai pergerakan artileri Rusia.
Tahun lalu, PBB mengatakan Ukraina telah meluncurkan lebih dari 6.600 kasus kriminal terhadap orang-orang yang membantu Rusia sejak perang dimulai. [th/ft]