Pemimpin kelompok Fatah, Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato untuk rapat itu lewat televisi dari markasnya di Ramallah, Tepi Barat hari Jumat (4/1).
Puluhan ribu warga Palestina dari faksi Fatah, hari Jumat untuk pertama kalinya mengadakan rapat umum di Gaza sejak Hamas kelompok militan Islamis saingannya menguasai sepenuhnya kawasan itu dalam perang saudara singkat tahun 2007.
Fatah yang lebih moderat menguasai Tepi Barat namun karena perundingan damai dengan Israel mencapai kebuntuan, Fatah kini mengupayakan rekonsiliasi dengan Hamas.
Pemimpin Fatah dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato untuk rapat umum di Gaza itu lewat televisi dari markasnya di kota Ramallah, Tepi Barat. Abbas mengatakan Fatah dan Hamas harus bekerja sama demi persatuan karena itu merupakan satu-satunya cara untuk mencapai tujuan dan kemenangan nasional.
Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri memuji rapat massa itu sebagai keberhasilan baik bagi Fatah maupun Hamas. Katanya suasana positif itu merupakan sebuah langkah menuju terwujudnya kembali persatuan nasional.
Tapi munculnya upaya rekonsiliasi itu membuat Israel dan pihak Barat khawatir karena Hamas menolak untuk menjauhi kekerasan dan mengakui negara Yahudi itu. Israel, Amerika dan Uni Eropa menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.
Juru bicara Israel, Mark Regev mengatakan setiap aliansi antara Fatah dan Hamas akan merugikan upaya untuk menghidupkan kembali proses perdamaian di Timur Tengah.
Mesir sebelumnya berupaya untuk menengahi kesepakatan berbagi wewenang antara Fatah dan Hamas tetapi perpecahan tajam masih ada dan selama ini kesepakatan sulit tercapai.
Mesir berencana mengundang faksi-faksi Palestina yang bersaing itu ke putaran perundingan baru di Kairo akhir bulan ini.
Fatah yang lebih moderat menguasai Tepi Barat namun karena perundingan damai dengan Israel mencapai kebuntuan, Fatah kini mengupayakan rekonsiliasi dengan Hamas.
Pemimpin Fatah dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato untuk rapat umum di Gaza itu lewat televisi dari markasnya di kota Ramallah, Tepi Barat. Abbas mengatakan Fatah dan Hamas harus bekerja sama demi persatuan karena itu merupakan satu-satunya cara untuk mencapai tujuan dan kemenangan nasional.
Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri memuji rapat massa itu sebagai keberhasilan baik bagi Fatah maupun Hamas. Katanya suasana positif itu merupakan sebuah langkah menuju terwujudnya kembali persatuan nasional.
Tapi munculnya upaya rekonsiliasi itu membuat Israel dan pihak Barat khawatir karena Hamas menolak untuk menjauhi kekerasan dan mengakui negara Yahudi itu. Israel, Amerika dan Uni Eropa menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.
Juru bicara Israel, Mark Regev mengatakan setiap aliansi antara Fatah dan Hamas akan merugikan upaya untuk menghidupkan kembali proses perdamaian di Timur Tengah.
Mesir sebelumnya berupaya untuk menengahi kesepakatan berbagi wewenang antara Fatah dan Hamas tetapi perpecahan tajam masih ada dan selama ini kesepakatan sulit tercapai.
Mesir berencana mengundang faksi-faksi Palestina yang bersaing itu ke putaran perundingan baru di Kairo akhir bulan ini.