Pejabat pertahanan Amerika mengatakan, mereka cemas dengan kemungkinan terjadinya serangan dari dalam atau ancaman lain dari anggota keamanan yang terlibat dalam pengamanan Presiden terpilih Joe Biden.
Ancaman ini memicu FBI untuk memeriksa semua pasukan Garda Nasional yang berjumlah 25 ribu tentara yang datang ke Washington untuk upacara pelantikan Presiden terpilih Joe Biden.
Army Secretary atau Menteri yang membawahi Angkatan Darat, Ryan McCarthy dalam sebuah konferensi pers mengatakan,“Jadi ini jelas merupakan sebuah masalah dari dalam formasi pasukan yang harus kami sadari…. Kami juga menyaring mereka lewat FBI. Kami mendapat bantuan dari Federal Bureau of Investigation untuk memeriksa setiap anggota yang datang.”
Pengamanan besar-besaran ini mencerminkan keprihatinan luar biasa dengan kondisi keamanan yang telah mencekam Washington menyusul kerusuhan pada 6 Januari di Gedung Capitol oleh pendukung Trump.
Hal ini juga menggaris-bawahi kekhawatiran bahwa orang-orang yang ditugaskan untuk melindungi kota Washington DC dalam beberapa hari mendatang bisa menjadi ancaman bagi presiden dan para tamu penting lainnya yang hadir pada upacara itu.
McCarthy kepada Associated Press pada Minggu (17/1) menambahkan, dia sudah memperingatkan para komandan pasukan agar waspada kalau ada masalah di satuan mereka sementara upacara inagurasi semakin dekat.
Diwawancarai secara terpisah oleh AP, Letnan Satu Richard Idler dari Garda Nasional Delaware yang bertugas mengamankan Gedung Capitol mengatakan, "Salah satu pelajaran yang kami petik adalah, kami harus menindaklanjuti ancaman-ancaman kredibel itu secara serius. Kami punya laporan intelijen yang bisa ditindaklanjuti, dan Garda Nasional sedang mengkajinya, dan kami siap untuk melakukan apa yang perlu dalam rangka mendukung rakyat Amerika.”
Sejauh ini, penegak hukum belum melihat adanya ancaman, dan mengatakan, pemeriksaan terhadap pasukan pengamanan ini belum memperlihatkan tanda-tanda yang mencurigakan.
Sekitar 25.000 anggota Garda Nasional datang ke Washington DC dari semua negara bagian. Jumlah ini, setidaknya 2.5 lebih banyak dari jumlah pasukan pada inaugurasi presiden yang lalu.
Your browser doesn’t support HTML5
Meskipun pihak militer secara rutin mengkaji perilaku dari para anggotanya, khususnya apakah mereka terkait dengan pihak ekstremis, penyaringan oleh FBI ini merupakan tambahan terhadap pemantauan sebelumnya itu.
Dalam situasi seperti ini, penyaringan oleh FBI mencakup pemeriksaan nama setiap anggota Garda Nasional lewat data base dan daftar pengawasan yang dimiliki FBI untuk melihat apakah ada hal-hal yang mencurigakan.
BACA JUGA: Penegak Hukum Tingkatkan Pengamanan di Sekitar Capitol ASAncaman dari dalam tubuh pihak keamanan merupakan sebuah prioritas penegak hukum pasca serangan 11 September 2001. Tetapi dalam kasus-kasus tersebut, ancamannya berasal dari teroris domestik akibat radikalisasi oleh al-Qaida, ISIS atau kelompok serupa.
Kali ini ancaman terhadap pelantikan Joe Biden telah dipicu oleh pendukung Trump, seperti militan ekstrimis kanan, kelompok supremasi putih, dan kelompok radikal domestik lainnya. Banyak dari mereka percaya dengan klaim Trump yang tidak berdasar bahwa pemilihan ini telah "dicuri dari dirinya." [jm/nm]