Tinjauan yang hasilnya dilansir hari Rabu (15/9) oleh Badan Pengawas Makanan dan Obat AS (FDA) menyatakan dosis ketiga vaksin COVID-19 buatan Pfizer meningkatkan imunitas seseorang terhadap virus itu. Tetapi sumber itu menambahkan, vaksin yang sekarang ini masih memberi perlindungan yang cukup untuk mencegah sakit parah.
FDA sedang mempertimbangkan permintaan Pfizer untuk menawarkan suntikan ketiga vaksinnya, yang menurut perusahaan farmasi itu diperlukan karena keampuhannya berkurang antara enam hingga delapan bulan setelah pemberian dosis kedua. Pfizer menyerahkan studi pendahuluan ke FDA yang menunjukkan dosis ketiga yang diberikan kepada lebih dari 300 orang telah meningkatkan kadar imunitas mereka tiga hingga lima kali lebih tinggi daripada suntikan sebelumnya.
Pfizer juga mengutip sebuah penelitian dari Israel, yang diterbitkan hari Rabu (15/9) di New England Journal of Medicine, yang menunjukkan tingkat infeksi 11 kali lebih rendah di kalangan orang berusia 60 tahun ke atas yang menerima vaksin dosis ketiga. Sekitar 1 juta orang ambil bagian dalam studi ini.
Pfizer telah meminta izin untuk menawarkan dosis ketiga sementara varian delta COVID-19 yang jauh lebih mudah menular telah memicu secara dramatis lonjakan baru infeksi, rawat inap dan kematian di seluruh dunia.
Tetapi FDA dalam tinjauannya menyatakan bahwa penelitian baru-baru ini “mengindikasikan bahwa vaksin COVID-19 yang berlisensi atau diizinkan untuk digunakan sekarang ini masih memberikan perlindungan terhadap sakit COVID-19 yang parah dan kematian di AS.”
Komite penasihat vaksin di badan regulator obat pemerintah AS dijadwalkan bertemu hari Jumat (17/9) untuk membahas apakah badan itu akan mengabulkan permohonan Pfizer. Rekomendasi komite itu tidak mengikat, artinya FDA dapat menyetujui dosis ketiga Pfizer meskipun komite tidak merekomendasikannya.
FDA maupun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) bulan lalu merekomendasikan suntikan ketiga vaksin Pfizer atau Moderna untuk beberapa orang yang memiliki sistem imunitas yang lemah.
BACA JUGA: Pakar Vaksin: Suntikan Booster Vaksin COVID-19 Tidak PerluPertemuan FDA akan dilakukan beberapa hari setelah suatu kelompok pakar vaksin internasional menerbitkan esai di jurnal medis The Lancet berisi tentangan terhadap pemberian suntikan penguat (booster) dari vaksin yang beredar sekarang ini kepada masyarakat umum. Para pakar menyatakan berbagai kajian belakangan ini menunjukkan vaksin yang sekarang digunakan di seluruh dunia terus memberi perlindungan yang kuat terhadap virus, termasuk varian delta, khususnya dari sakit parah dan rawat inap.
Para penulis esai itu mencakup dua pejabat penting di kantor peninjau vaksin FDA yang akan meninggalkan jabatan mereka sebelum akhir tahun ini. The New York Times baru-baru ini melaporkan bahwa Dr. Marian Gruber dan Dr. Philip Krause kesal atas pengumuman pemerintahan presiden Joe Biden belakangan ini bahwa suntikan penguat akan diberikan kepada sebagian warga Amerika mulai bulan depan, jauh sebelum FDA memiliki cukup waktu untuk meninjau data itu dengan sepatutnya.
Para penulis menyatakan bahwa memodifikasi vaksin untuk mengatasi varian COVID-19 tertentu merupakan pendekatan yang lebih baik daripada memberikan dosis vaksin ekstra.
Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus telah meminta negara-negara kaya agar tidak memberikan suntikan vaksin penguat sepanjang sisa tahun ini untuk memastikan bahwa negara-negara berpendapatan rendah dan menengah memiliki lebih banyak akses ke vaksin tersebut. [uh/ab]