Badan Urusan Obat dan Pangan Amerika (FDA) telah mencabut larangan menyumbang darah bagi laki-laki gay dan biseksual yang telah berlaku selama 30 tahun.
Berdasarkan kebijakan baru yang diumumkan hari Senin (21/12), FDA kini memperbolehkan sumbangan darah dari laki-laki gay dan biseksual, 12 bulan setelah mereka terakhir kali berhubungan seks dengan laki-laki lain.
“FDA mengkaji-ulang kebijakannya tentang penularan HIV lewat produk darah untuk menentukan perubahan yang sesuai berdasarkan bukti ilmiah terbaru,” demikian pernyataan tertulis FDA.
Kebijakan baru ini serupa dengan yang diberlakukan beberapa negara lain, seperti Inggris, Perancis, Australia dan Jepang.
“Dalam pengkajian kebijakan kami untuk membantu mengurangi resiko penularan HIV lewat produk darah, kami dengan ketat memeriksa beberapa pilihan alternatif, termasuk menilai resiko perorangan,” ujar Peter Marks, Wakil Direktur Pusat Penelitian dan Evaluasi Biologis FDA.
“Penundaan selama 12 bulan ini didukung oleh bukti ilmiah terbaik yang ada saat ini, sejauh yang menyangkut penduduk Amerika.”
FDA mengatakan donor yang menderita hemophilia atau gangguan pembekuan darah masih dilarang menyumbang darah “demi perlindungan mereka sendiri karena adanya potensi bahaya dari penggunaan jarum berukuran besar yang digunakan dalam proses pemberian sumbangan darah.”
FDA mengatakan kebijakannya telah mengurangi tingkat penularan HIV dari transfusi darah dari 1 per 2.500 menjadi 1 per 1,47 juta orang. [em/ii]