Badan Pengawas Pangan AS Ukur Kadar Arsenik dalam Beras

Badan Pengawas Pangan dan Obat Amerika (FDA) mendapati unsur kimia beracun arsenik pada beras yang dijual di Amerika (foto: dok).

Badan Pengawas Pangan dan Obat Amerika (FDA) telah menguji 1.300 sampel beras dan produk-produk beras karena ada unsur kimia beracun arsenik.
Badan Pengawas Pangan dan Obat Amerika (FDA) telah menguji 1.300 sampel beras dan produk-produk beras karena ada arsenik, unsur kimia beracun yang secara alami ditemukan dalam tanah. FDA hendak mengetahui apakah kadar arsenik dalam beras, makanan pokok miliaran orang di dunia, berisiko bagi kesehatan masyarakat.

Ilmuwan FDA menguji sampel-sampel itu untuk mengetahui kadar arsenik organik maupun anorganik, bentuk paling beracun dari bahan kimia tersebut. Mereka mendapati rata-rata kadar arsenik organik berkisar 2,6 sampai 7,2 mikrogram per porsi, dengan kadar paling rendah pada nasi instan dan kadar paling tinggi pada beras merah. Untuk arsenik anorganik, ilmuwan mendapati, beras dan produk beras mengandung antara 0,1 sampai 6,6 mikrogram, dengan kadar terendah dalam susu formula dan kadar tertinggi zat beracun itu dalam pasta terbuat dari beras.

Satu mikrogram adalah nol koma satu juta gram. Ukuran porsi bervariasi.

Pejabat-pejabat FDA mengatakan produk-produk mengandung arsenik sulit dihindari karena unsur kimia beracun itu menyebar ke seluruh kerak bumi, baik dalam tanah maupun air. Beras sangat rentan terkontaminasi karena tumbuh dalam air, menyerap arsenik melalui akar.

Pembakaran bahan bakar fosil, pertambangan dan penggunaan pestisida yang mengandung arsenik juga menambah masalah kontaminasi. Tetapi, bahkan jika semua aktivitas manusia ditiadakan, arsenik masih akan ada dalam makanan, menurut pejabat-pejabat FDA.

Pusat Keamanan dan Gizi Terapan FDA kini akan menganalisis risiko bagi manusia yang mengonsumsi beras dan produk beras yang terkontaminasi arsenik, dan cara membatasi kerusakan bagi penduduk yang rentan, termasuk anak-anak dan perempuan hamil.