Pernyataan Presiden Duterte dalam wawancara dengan CNN Filipina, Kamis (29/12), berbeda dari pernyataannya sebelumnya bahwa ia bersedia mengesampingkan keputusan arbitrasi itu, karena ia tidak ingin memberatkan China.
Duterte juga mengecam Amerika Serikat, dengan mengatakan Amerika tidak berbuat apa-apa ketika China mulai membangun pulau-pulau buatan di laut yang disengketakan itu.
Duterte, yang memangku jabatan bulan Juni, telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki hubungan dengan China yang memburuk menjadi permusuhan pada masa pemerintahan pendahulunya karena sengketa wilayah yang sudah lama tidak terselesaikan itu.
Pemerintahan mantan Presiden Benigno Aquino III membawa sengketa itu ke arbitrasi internasional, langkah yang didukung Washington setelah China merebut sebuah pulau karang dari Filipina tahun 2012, kemudian membangun tujuh pulau buatan manusia walaupun ditentang negara lain.
Duterte menambahkan bahwa kalau pembangunan China di perairan yang disengketakan itu keprihatinan yang serius, seharusnya Amerika Serikat memimpin negara-negara dan menghentikannya “persis pada waktu mulai, ketika sekop yang pertama menjatuhkan tanah ke tempat yang sedang direklamasi.” [gp]