Filipina Akhirnya Mampu Kendalikan COVID-19

Penghalang darurat dipasang untuk memblokir akses di sebuah jalan kecil di Manila, Filipina, di tengah meningkatnya infeksi COVID-19, 12 Maret 2021. (REUTERS / Eloisa Lopez)

Filipina berhasil mengendalikan wabah COVID-19 yang sempat tidak terkendali melalui lockdown ketat dan penutupan sekolah selama setahun, ditambah dengan meluasnya penggunaan masker, kata para pakar dan warga.

Negara Asia Tenggara yang dikenal karena populasinya yang bermigrasi, warga Filipina dikenal banyak bekerja di negara-negara maju, telah sering melaporkan kurang dari 2.000 kasus baru per hari sejak bulan Oktober, turun dari 6.275 kasus sebelumnya. Angka harian turun di bawah 1.000 sejak awal Januari.

Di kawasan lainnya di Asia Tenggara, hanya Indonesia yang kewalahan tahun lalu, dengan tingkat lonjakan harian kasus COVID-19 yang sama. Kebanyakan negara di Asia Timur Laut, termasuk negara yang menjadi sumber virus corona, China, mengalami kepulihan lebih awal tahun lalu, terlepas dari beberapa daerah yang mengalami lonjakan kasus.

Penghalang darurat dipasang di ujung sebuah jalan di Manila, Filipina, di tengah meningkatnya kasus COVID-19, 12 Maret 2021. (REUTERS / Eloisa Lopez)

Perintah penutupan perbatasan yang masih berlaku dan diberlakukannya perintah untuk tinggal di rumah di kota-kota besar di negara berpenduduk sekitar 109 juta orang itu, menjadi penyebab utama turunnya jumlah kasus, kata pejabat PBB dan sejumlah warga.

Sementara itu, petugas medis kini mendapat perlengkapan yang lebih baik untuk melakukan tes dan melacak kontak orang yang terinfeksi dibandingkan satu tahun yang lalu, menurut Aaron Rabena, peneliti di lembaga kajian Asia-Pacific Pathways to Progress Foundation di Kota Quezon, Filipina.

Selain itu, warga Filipina biasa menggunakan masker dan pelindung wajah di tempat-tempat umum.

Sekolah-sekolah negeri belum mengadakan kelas tatap muka selama setahun, kata Behzad Noubary, perwakilan UNICEF Filipina. “Ini merupakan aspek yang berkontribusi terhadap penurunan jumlah kasus, penutupan internasional yang telah berlangsung lama dan penutupan wilayah yang sangat lama,” kata Noubary kepada VOA.

Seorang vendor mengenakan masker di tengah pandemi COVID-19, melewati pasar bunga di Manila, Filipina, 12 Maret 2021. (REUTERS / Eloisa Lopez)

Pada bulan Juni, ketika jumlah kasus lebih tinggi, perintah tinggal di rumah telah dilonggarkan sebelum rumah sakit dapat menyiapkan perlengkapan mereka dan berkoordinasi satu sama lain untuk menangani virus corona, kata Maria Ela Atienza, profesor ilmu politik di Universitas Filipina di Diliman.

Orang masih keluar rumah tanpa mengenakan masker ketika itu, kadang-kadang untuk mencari pekerjaan di tengah perekonomian yang memburuk, atau berkumpul dengan teman dan keluarga di ruangan yang sempit di mana virus dapat menyebar dengan cepat.

BACA JUGA: Filipina Laporkan 52 Kasus Baru Varian COVID-19 Afsel

Namun pihak berwenang setempat kini sesekali memberlakukan perintah tinggal di rumah sangat ketat sampai-sampai mereka bahkan memaksa warga untuk pulang jika mereka keluar terlalu jauh dari rumah, kata media lokal dan warga setempat.

Sementara itu, ibu kota Manila dilaporkan merencanakan jam malam baru mulai pukul 10 malam hingga 5 pagi, mulai Senin (15/3) karena lonjakan kasus baru akhir-akhir ini. [lj/uh]