Filipina dan Korea Selata, pada Senin (7/10), bertekad memperdalam kerja sama maritim, dalam menghadapi pernyataan tegas China mengenai klaimnya atas Laut China Selatan, kata presiden dari kedua negara tersebut.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos bertemu di Manila dan sepakat untuk mempererat hubungan antara penjaga pantai mereka.
Yoon mengatakan, mereka akan memperkuat “penanganan kejahatan transnasional, berbagi informasi dan melakukan misi pencarian dan penyelamatan.”
“Kami berbagi pemahaman yang sama tentang pentingnya perdamaian, stabilitas dan keselamatan di Laut China Selatan,” kata Yoon kepada wartawan usai pertemuan bilateral.
“Kedua negara kita akan terus bekerja sama untuk membangun tatanan maritim berdasar pada aturan dan kebebasan pelayaran dan penerbangan sesuai prinsip hukum internasional di Laut China Selatan,” tambahnya.
Korea Selatan berulang kali mengomentari ketegangan di wilayah perairan yang disengketakan itu. Pada Maret lalu, Seoul menyatakan “kekhawatiran yang besar” atas “penggunaan meriam air yang berulang kali dilakukan China terhadap kapal-kapal Filipina” di wilayah itu.
BACA JUGA: Kapal-kapal China Makin Agresif di Laut China SelatanChina selama bertahun-tahun berupaya memperluas kehadirannya di wilayah Laut China Selatan yang diperebutkan, mengabaikan keputusan internasional yang menyatakan bahwa klaimnya atas sebagian besar jalur perairan itu tidak memiliki basis hukum.
China telah membangun pulau-pulau buatan yang dipersenjatai dengan sistem rudal dan landasan pacu untuk jet tempur, serta mengerahkan kapal-kapal yang menurut Filipina mengganggu kapal-kapalnya dan menghalangi penangkapan ikan.
Perjanjian kerja sama yang ditandatangani dalam pertemuan bilateral pada hari Senin tersebut mencakup berbagai bidang seperti rantai pasokan bahan mentah yang penting, serta studi kelayakan untuk menghidupkan kembali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bataan di Filipina.
“Karena situasi geopolitik semakin rumit, kita harus bekerja sama guna mencapai kemakmuran bagi rakyat kita dan mendorong tatanan berdasar aturan,” kata Presiden Filipina Marcos menjelang pertemuan itu. [ps/uh]