Filipina Desak Warga Mengungsi untuk Hindari Ancaman Topan Koppu

  • Simone Orendain

Beberapa rumah warga di kota Quezon, utara ibukota Manila, rusak tertimpa pohon yang roboh akibat topan Koppu yang melanda Filipina, Senin (19/10).

Banyak warga Filipina menolak evakuasi, karena mengkhawatirkan ladang pertanian dan ternak yang merupakan mata pencaharian mereka.

Pihak berwenang Filipina terus menghimbau warga agar meninggalkan rumah mereka di daerah dataran rendah, ketika sebuah topan bergerak perlahan menuju kawasan baratlaut negara itu.

Setidaknya 11 orang tewas akibat topan Koppu, yang juga telah merendam banyak kota dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi.

Kepala badan cuaca Filipina mengatakan daerah-daerah di bagian barat dan baratlaut Luzon, pulau terbesar negara itu, akan mendapat curah hujan yang setara dengan jumlah hujan selama setengah bulan dalam 24 jam mendatang.

Dua hari setelah topan itu tiba di Filipina dengan angin berkecepatan 150 kilometer per jam dan hujan lebat, kepala Pertahanan Sipil Alexander Pama terus mendesak warga agar pergi berlindung ke lokasi yang aman.

“Kami menghimbau semua orang untuk melakukan evakuasi dini, terutama di daerah-daerah berisiko tinggi. Kami telah mengidentifikasi, dan akan terus menetapkan lokasi-lokasi yang paling berbahaya, dan kami tidak akan berhenti meminta warga agar mengungsi,” kata Pama.

Awan badai Koppu bergaris tengah 600 kilometer dan menutupi sebagian besar wilayah Luzon. Badai itu telah mengakibatkan banjir setinggi atap rumah di beberapa kota di pinggiran Sungai Pampanga yang telah meluap di Luzon tengah.

Di tempat-tempat lain, banyak sawah telah terendam air. Warga di kota-kota pegunungan menggunakan tali-tali yang dipasang petugas bantuan untuk bergerak ditengah arus air berlumpur setinggi dada yang mengalir kencang.

Menteri Dalam Negeri Senen Sarmiento mengatakan masih ada warga yang menolak evakuasi.​ Ia mengatakan, “Mereka mengkhawatirkan ladang pertanian mereka. Mereka mengkhawatirkan ternak mereka. Mereka cemas memikirkan mata pencaharian, jadi ini bukan pekerjaan yang mudah.”

Topan Koppu telah menumbangkan banyak tiang listrik, memutus jalur komunikasi dan merobohkan atap rumah. Hari Senin, 16 penerbangan dibatalkan dan lebih dari 5.000 penumpang kapal feri terlantar di dermaga. [th/ii]