Militer, polisi, dan petugas penyelamat mulai mengevakuasi penduduk secara paksa di kawasan-kawasan dekat Gunung Mayon, Filipina, pada hari Jumat (9/6). Peningkatan aktivitas gunung berapi belakangan ini mengindikasikan letusan hebat mungkin terjadi dalam beberapa minggu atau hari mendatang.
Area dalam radius 6 kilometer dari kawah Mayon -- salah satu gunung berapi paling aktif di negara itu -- seharusnya terlarang karena kemungkinan adanya emisi vulkanik, aliran lahar, batu jatuh, dan bahaya lainnya. Tetapi, banyak penduduk desa yang miskin telah membangun rumah dan bertani di zona bahaya Mayon selama bertahun-tahun.
Presiden Ferdinand Marcos Jr. mengatakan evakuasi penduduk dari zona bahaya permanen sedang berlangsung dan berjanji akan memberikan bantuan kepada para pengungsi sampai krisis berakhir.
"Saat ini, apa yang kami lakukan adalah mempersiapkan dan memindahkan orang-orang dari daerah tersebut sehingga, jika waktunya tiba, saya harap itu tidak terjadi, kami siap," kata Marcos kepada wartawan. “Tapi sayangnya sains memberi tahu kita bahwa itu mungkin terjadi karena lavanya perlahan naik.”
Pihak berwenang telah menaikkan tingkat siaga untuk gunung berapi di provinsi Albay, Filipina Timur Laut, itu Kamis setelah aliran gas, puing-puing dan batu yang sangat panas keluar menuruni lereng atasnya -- menunjukkan aktivitas di bawah permukaan yang biasanya mendahului letusan berbahaya.
Kondisi gunung itu pada hari Jumat memburuk, meskipun lava belum mulai mengalir, kata Marcos.
BACA JUGA: Gunung Berapi Mayon Paksa 80 Ribu Warga Filipina MengungsiJumlah penduduk yang dievakuasi hingga berita ini diturunkan belum diketahui pasti. Gunung setinggi 2.462 meter itu terakhir meletus dengan dahsyat pada tahun 2018, menggusur puluhan ribu penduduk desa.
Para pakar gunung berapi pemerintah menaikkan tingkat siaga di sekitar Mayon ke tingkat ketiga dari sistem peringatan lima tingkat, Kamis, setelah mendeteksi peningkatan jumlah batu jatuh dan setidaknya dua gempa vulkanik dalam beberapa hari terakhir.
Mayon berada pada "tingkat aktivitas yang relatif tinggi karena magma berada di kawah itu dan letusan berbahaya mungkin terjadi dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa hari," kata lembaga vulkanologi pemerintah dalam pembaruan terbarunya Jumat pagi. [ab/uh]