Gunung Mayon di provinsi Albay, Filipina Timurlaut, yang meletus selama hampir dua pekan tampaknya masih menyimpan magma di dalamnya, jelas para ilmuwan hari Kamis (25/1).
Lebih dari 74 ribu orang tinggal di puluhan tempat pengungsian darurat sementara gunung berapi itu terus menyemburkan lava, abu serta batu dan gas yang sangat panas. Para pejabat khawatir erupsi ini akan berlangsung berbulan-bulan, sehingga mempengaruhi pendidikan, kesehatan dan mata pencaharian penduduk di sekitarnya.
Lembaga Vulkanologi dan Seismologi Filipina menyatakan mendeteksi adanya getaran, aliran piroklastik dan emisi sulfur dioksida pada hari Rabu serta Kamis dini hari.
Lava yang menyembur hingga ketinggian 500 meter mengalir di lereng gunung, dan ada yang mengalir hingga 3 kilometer dari kawah. Awan abu yang membubung hingga ketinggian 5 kilometer menyebarkan abu itu hingga ke ladang-ladang dan kota-kota di sekitarnya, membuat langit gelap dan memaksa penduduk desa untuk mengenakan masker.
Tingkat peringatan mengenai Mayon masih pada angka 4 dari skala 5, yang mengisyaratkan letusan besar mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Belum ada laporan mengenai korban cedera. Tetapi aparat penegak hukum masih berusaha keras untuk mencegah warga desa dan wisatawan menyelinap masuk kawasan berbahaya, yang ditetapkan dalam radius 8 kilometer dari kawah. Meskipun Mayon telah meletus 50 kali dalam 500 tahun terakhir, gunung ini masih populer di kalangan pendaki gunung dan wisatawan. [uh]