Juru bicara kepresidenan, Ernie Abella mengatakan, Trump mengatakan harapannya dapat mengunjungi Filipina bulan November untuk menghadiri KTT Asia Timur, di mana Duterte akan menjadi tuan rumah dan dihadiri beberapa pemimpin dunia. Trump juga mengundang Duterte untuk berkunjung ke Gedung Putih.
“Diskusi antara kedua presiden hangat dengan Presiden Trump menyampaikan pemahamannya dan penghargaannya atas tantangan yang dihadapi presiden Filipina khususnya mengenai masalah narkoba yang berbahaya,” kata Abella dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan Gedung Putih menyebut pembicaraan lewat telepon, Sabtu (29/4) “sangat bersahabat” dan mengatakan aliansi Amerika-Filipina “kini menuju arah yang sangat positif”.
Komentar Abella mencerminkan sikap Duterte yang lebih bersahabat dengan Trump dibandingkan sikap bermusuhannya pada Presiden Barack Obama yang ia pernah minta “pergi ke neraka” karena mengecam penumpasan anti narkoba Duterte yang banyak memakan korban.
Selama bulan-bulan terakhir Obama menjabat, Presiden Filipina itu menjalin hubungan ekonomi yang lebih erat dengan China dan Rusia sembari berkali-kali mengancam akan mengakhiri aliansi yang sudah lama antara Filipina dengan Amerika. [my/al]