Militer Filipina pada Jumat (7/7) melaporkan peningkatan jumlah kapal nelayan yang “mengkhawatirkan” di perairan sengketa di Laut China Selatan, yang disebutnya mengancam keamanan Reed Bank yang kaya minyak dan gas.
Dari hanya selusin pada Februari, jumlah kapal nelayan China di karang Iroquois, di sebelah selatan Reed Bank, telah meningkat menjadi 47 pada bulan lalu, menurut Komando Barat (WESCOM) militer Filipina.
“China harus menghentikan pengerahan kapal untuk menghormati hak kedaulatan kami,” kata Ariel Coloma, juru bicara WESCOM, dalam sebuah pernyataan.
Filipina memenangkan kasus arbitrase penting pada tahun 2015 yang membatalkan klaim China yang luas di Laut China Selatan, tempat melintasnya komoditi bernilai sekitar $3 miliar setiap tahun.
Putusan itu, yang didukung oleh sekutu Filipina, AS, dan ditolak diakui oleh China, mengklarifikasi hak kedaulatan Filipina di zona ekonomi eksklusifnya (ZEE) untuk mengakses ladang-ladang minyak dan gas lepas pantai, termasuk di Reed Bank, di mana proyek eksplorasi gas alam perusahaan Filipina PXP Energy Corp terhenti operasinya.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kepada Menteri Pertahanan Filipina Gilbert Teodoro pada Kamis bahwa komitmen AS terhadap pertahanan sekutunya “sangat kuat,” termasuk di Laut China Selatan, menurut ringkasan AS mengenai percakapan kedua pejabat itu yang menuai teguran dari China.
“Komitmen pertahanan AS untuk Filipina tidak boleh merusak kedaulatan teritorial serta hak-hak maritim dan kepentingan China di Laut China Selatan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam konferensi pers reguler.
BACA JUGA: Garda Pantai Filipina Tuduh Kapal China Lakukan Manuver BerbahayaWang menuduh AS “menabur perselisihan” antara negara-negara di kawasan tersebut, serta menegaskan bahwa tindakan Garda Pantai China sah dan sesuai hukum dan karena itu “tidak tercela.”
Wang tidak ditanya mengenai “pengerahan kapal,” dan tidak ada komentar langsung dari Kedutaan Besar China di Manila mengenai hal itu.
Militer Filipina mengatakan penerbangan mereka juga merekam kehadiran tiga kapal Garda Pantai China dan dua kapal Angkatan Laut China “secara reguler berkeliaran” di Beting Sabina, yang seperti Iroquois, berada di dalam ZEE Filipina.
“Perkembangan ini menimbulkan kekhawatiran yang meningkat mengenai niat dan tindakan China di dalam perairan yang disengketakan ini,” kata WESCOM. [uh/ab]