Filipina mengutuk Garda Pantai China pada Minggu (6/8) karena diduga menembakkan meriam air ke kapal-kapalnya di wilayah sengketa Laut China. Manila menyebut aksi Beijing itu sebagai tindakan yang "ilegal" dan "berbahaya.”
Insiden terbaru terjadi pada Sabtu (5/8) ketika Penjaga Pantai Filipina mengawal kapal yang membawa makanan, air, bahan bakar, dan pasokan lainnya untuk personel militer Filipina yang ditempatkan di Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly.
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri AS mengutuk tindakan China tersebut, dengan mengatakan bahwa tindakan itu dilakukan oleh penjaga pantai dan "milisi maritim.” Washington menyebut tindakan tersebut secara langsung mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan.
China mengklaim hampir semua laut, yang dilalui perdagangan triliunan dolar setiap tahun, dengan klaim bersaing dari Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.
Kapal penjaga pantai dan angkatan lautnya secara rutin menghalangi atau mengikutikapal-kapal Filipina yang berpatroli di perairan yang diperebutkan, kata Manila.
Insiden yang terjadi kemarin adalah insiden pertama sejak November 2021 ketika penjaga pantai China menggunakan meriam air untuk melawan misi pasokan Filipina ke Second Thomas Shoal.
"Penjaga Pantai Filipina (PCG) mengutuk keras manuver berbahaya Penjaga Pantai China (CCG) dan penggunaan meriam air secara ilegal terhadap kapal PCG," kata Penjaga Pantai Filipina dalam sebuah pernyataan.
"Tindakan CCG seperti itu tidak hanya mengabaikan keselamatan awak PCG dan kapal pemasok, tetapi juga melanggar hukum internasional."
Angkatan Bersenjata Filipina mengatakan penjaga pantai China telah "menghalangi dan menyemprotkan air" kepada salah satu kapal pasokan sewaannya.
BACA JUGA: Filipina Tingkatkan Kewaspadaan Atas Meningkatnya Kehadiran Kapal China di Laut SengketaKarena tindakan "berlebihan dan ofensif", kapal carteran kedua tidak dapat menurunkan muatannya untuk rotasi pasukan rutin dan operasi pasokan, kata juru bicara militer Kolonel Medel Aguilar dalam sebuah pernyataan.
"Kami meminta Penjaga Pantai China dan Komisi Militer Pusat untuk bertindak dengan hati-hati dan bertanggung jawab dalam tindakan mereka untuk mencegah kesalahan perhitungan dan kecelakaan yang akan membahayakan nyawa orang," kata Aguilar.
Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Manila dan Beijing memiliki sejarah panjang terkait sengketa maritim atas Laut Cina Selatan, khususnya di perairan sekitar Second Thomas Shoal.
BACA JUGA: Garda Pantai Filipina Tuduh Kapal China Lakukan Manuver BerbahayaSetelah China menduduki Mischief Reef pada pertengahan 1990-an, Filipina menempatkan sebuah kapal angkatan laut yang sudah tidak terpakai di perairan dangkal di dekat terumbu tersebut untuk menguatkan klaim wilayah Manila di perairan tersebut.
Anggota marinir Filipina ditempatkan di sana.
Insiden serupa terjadi pada Juni selama operasi pasokan reguler lainnya.
Saat mereka mendekati beting, dua kapal penjaga pantai Filipina yang ditugaskan sebagai pengawal untuk misi angkatan laut itu didekati oleh dua kapal Penjaga Pantai China. [ah/ft]