Film-film mengenai kehidupan warga kulit hitam meraih penghasilan dan ulasan kritik yang bagus.
Dari biopik Lee Daniel yang berjudl The Butler mengenai kepala rumah tangga Afrika Amerika yang melayani delapan presiden Amerika Serikat, sampai drama sejarah karya Steve McQueens, 12 Years a Slave, mengenai penculikan seorang kulit hitam yang dijadikan budak, film-film mengenai pengalaman warga kulit hitam menyapu bioskop-bioskop yang mendapat pujian kritikus.
The Butler mengisahkan kehidupan Cecil Gaines yang, sejak 1950an sampai akhir 80an, menjadi katalis perubahan sosial dengan diam-diam mempengaruhi para presiden yang ia layani. Gaines, yang didasarkan pada kepala rumah tangga istana presiden Eugene Allen, bukanlah aktivis sosial. Ia menggambarkan pelayan yang memancarkan rasa hormat.
The Butler diperkirakan akan mendapat Piala Oscar untuk aktor utamanya, Forest Whitaker, dan aktris pendukung Oprah Winfrey serta sutradara Lee Daniels. Film ini juga sukses di box office, tanda bahwa penonton Amerika tertarik pada cerita-cerita tentang kehidupan warga Afrika Amerika.
Yang juga diperkirakan mendapat Oscar adalah penggambaran Steve McQueen yang intens mengenai perbudakan di Amerika. Filmnya, 12 Years A Slave, didasarkan pada pengalaman nyata Solomon Northup yang diculik dan dijadikan budak di perkebunan daerah selatan Amerika Serikat di bawah majikan yang keji.
"Pergi ke perkebunan di selatan dan berada di tempat-tempat dimana hal-hal ini terjadi dan panas terik, serta kekerasan yang ia alami, Anda dapat merasakan sekelumit kehidupannya seperti apa," ujar aktor Chiwetel Ejiofor, yang berperan sebagai Northup dan diperkirakan sebagai kandidat Oscar terdepan.
Mandela: Long Walk to Freedom, mengenai kehidupan pemimpin Afrika Selatan Nelson Mandela, adalah film drama lain yang barangkali akan meraih sukses di box office karena ketenaran namanya dan kematiannya baru-baru ini. Film tersebut menyoroti kehidupannya selama periode apartheid di Afrika Selatan, sebuah jenis penindasan yang berbeda yang membuat pemimpin kulit hitam itu dipenjara selama 27 tahun.
Meski mendapat pujian kritikus, sejarawan film dari George Mason University Dexter Gabriel mengatakan bahwa masa depan film mengenai pengalaman orang kulit hitam terhubung dengan box office.
"Hollywood ingin menghasilkan uang dan memiliki asumsi-asumsi mengenai siapa yang pergi dan akan melihat film," ujar Gabriel. "Jadi mereka sangat ogah-ogahan berhadapan dengan beberapa hal yang mereka pikir tidak akan mendatangkan uang."
Film-film seperti Black Nativity, berdasarkan pada musikal Broadway berjudul sama, menunjukkan bahwa film-film Afrika Amerika dapat berhasil dengan sendirinya meski bukan berjenis drama abad lampau.
Film mengenai rekonsiliasi keluarga selama Natal memiliki aktor-aktor yang handal, termasuk Forest Whitaker, Angela Bassett dan Jennifer Hudson. Dan film ini banyak ditonton. Jika film sejenis ini dapat mengundang penonton, maka Hollywood akan mengikutinya.
The Butler mengisahkan kehidupan Cecil Gaines yang, sejak 1950an sampai akhir 80an, menjadi katalis perubahan sosial dengan diam-diam mempengaruhi para presiden yang ia layani. Gaines, yang didasarkan pada kepala rumah tangga istana presiden Eugene Allen, bukanlah aktivis sosial. Ia menggambarkan pelayan yang memancarkan rasa hormat.
The Butler diperkirakan akan mendapat Piala Oscar untuk aktor utamanya, Forest Whitaker, dan aktris pendukung Oprah Winfrey serta sutradara Lee Daniels. Film ini juga sukses di box office, tanda bahwa penonton Amerika tertarik pada cerita-cerita tentang kehidupan warga Afrika Amerika.
Yang juga diperkirakan mendapat Oscar adalah penggambaran Steve McQueen yang intens mengenai perbudakan di Amerika. Filmnya, 12 Years A Slave, didasarkan pada pengalaman nyata Solomon Northup yang diculik dan dijadikan budak di perkebunan daerah selatan Amerika Serikat di bawah majikan yang keji.
"Pergi ke perkebunan di selatan dan berada di tempat-tempat dimana hal-hal ini terjadi dan panas terik, serta kekerasan yang ia alami, Anda dapat merasakan sekelumit kehidupannya seperti apa," ujar aktor Chiwetel Ejiofor, yang berperan sebagai Northup dan diperkirakan sebagai kandidat Oscar terdepan.
Mandela: Long Walk to Freedom, mengenai kehidupan pemimpin Afrika Selatan Nelson Mandela, adalah film drama lain yang barangkali akan meraih sukses di box office karena ketenaran namanya dan kematiannya baru-baru ini. Film tersebut menyoroti kehidupannya selama periode apartheid di Afrika Selatan, sebuah jenis penindasan yang berbeda yang membuat pemimpin kulit hitam itu dipenjara selama 27 tahun.
Meski mendapat pujian kritikus, sejarawan film dari George Mason University Dexter Gabriel mengatakan bahwa masa depan film mengenai pengalaman orang kulit hitam terhubung dengan box office.
"Hollywood ingin menghasilkan uang dan memiliki asumsi-asumsi mengenai siapa yang pergi dan akan melihat film," ujar Gabriel. "Jadi mereka sangat ogah-ogahan berhadapan dengan beberapa hal yang mereka pikir tidak akan mendatangkan uang."
Film-film seperti Black Nativity, berdasarkan pada musikal Broadway berjudul sama, menunjukkan bahwa film-film Afrika Amerika dapat berhasil dengan sendirinya meski bukan berjenis drama abad lampau.
Film mengenai rekonsiliasi keluarga selama Natal memiliki aktor-aktor yang handal, termasuk Forest Whitaker, Angela Bassett dan Jennifer Hudson. Dan film ini banyak ditonton. Jika film sejenis ini dapat mengundang penonton, maka Hollywood akan mengikutinya.