Finlandia pada Senin (18/12) menandatangani perjanjian untuk meningkatkan kerja sama militer dengan Amerika Serikat, sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan negara tetangganya itu mengenai masuknya ke dalam NATO.
Perjanjian Kerja Sama Pertahanan menjadi peresmian hubungan yang lebih besar dengan Amerika Serikat, termasuk pelatihan pasukan bersama dan interoperabilitas militer, sejalan dengan masuknya Finlandia ke Aliansi Atlantik pada April.
Menandatangani perjanjian tersebut di Washington dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Menteri Pertahanan Antti Hakkanen memujinya sebagai “tanda kuat komitmen AS terhadap pertahanan Finlandia dan seluruh Eropa utara.”
“Kami tidak mengharapkan Amerika Serikat untuk mengurus pertahanan Finlandia. Kami terus berinvestasi dalam pertahanan kami dan berbagi beban di wilayah kami dan sekitarnya,” ujarnya.
“Namun, perjanjian ini secara signifikan meningkatkan kemampuan kita untuk bertindak bersama dalam segala situasi,” tambah Hakkanen.
BACA JUGA: NATO Tambah Anggota, Ukraina Masih Harus MenungguFinlandia, yang berhasil menangkis invasi Soviet pada Perang Musim Dingin tahun 1939-1940, selama berpuluh-puluh tahun menghindari bergabung secara resmi dengan NATO karena takut akan menimbulkan permusuhan dengan negara tetangganya tersebut, namun arah berubah setelah serangan Rusia ke Ukraina, yang belum berhasil untuk masuk menjadi anggota NATO.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah yang disiarkan pada Minggu, Putin menuduh bahwa Barat telah “menyeret” Finlandia ke dalam NATO, dan mengatakan bahwa Rusia telah lama menyelesaikan perselisihan abad ke-20 dengan Helsinki.
Putin mengumumkan pembentukan distrik baru dalam militer Rusia di dekat Finlandia, yang berbatasan dengan Rusia sepanjang 1.340 kilometer.
Blinken, saat berbicara pada penandatanganan tersebut, mengatakan Finlandia “lebih tahu daripada siapa pun tentang apa yang dipertaruhkan bagi Ukraina.”
“Pada 1939, Finlandia juga menghadapi invasi Rusia, dan membuktikan bahwa negara bebas dapat melakukan perlawanan yang sangat kuat dan tangguh,” kata Blinken.
“Sejarah Anda, juga merupakan pengingat, mengapa sangat penting bagi kita semua untuk terus mendukung Ukraina,” tambahnya.
“Otokrat yang mencoba mengubah perbatasan suatu negara dengan kekerasan hampir pasti tidak akan berhenti di situ,” kata Blinken lagi.
Baik Blinken maupun Menteri Luar Negeri Finlandia Elina Valtonen memperbarui dukungannya terhadap masuknya Swedia ke dalam NATO, yang melakukan upayanya bersama Finlandia, tetapi ditahan oleh Turki. [ns/lt]