Para anggota fraksi Demokrat dan Republik terus berselisih sementara DPR AS mempersiapkan dengar keterangan terbuka dalam penyelidikan pemakzulan Presiden Donald Trump.
Pekan lalu, DPR AS yang dipimpin fraksi Demokrat telah mengesahkan langkah-langkah berikutnya dalam penyelidikan pemakzulan yang menyibukkan Washington.
“Pada pemungutan suara ini, suara mendukung 232, menolak 196. Resolusi ditetapkan tanpa keberatan,” kata Ketua DPR AS, Nanci Pelosi dari fraksi Demokrat.
Fraksi Demokrat menyatakan Trump melakukan pelanggaran yang bisa dikenai pemakzulan karena menahan bantuan yang telah disetujui Kongres untuk menekan Ukraina agar menyelidiki pesaing politiknya, mantan Wakil Presiden Joe Biden. Biden sedang berusaha menjadi kandidat partai Demokrat untuk pemilihan presiden tahun 2020.
“Ini masalah tentang uang Amerika, yang dialokasikan Kongres sebagai bantuan asing untuk suatu negara, menahannya dan mengatakan kepada pemimpinnya, ‘saya tidak akan memberikannya kepada Anda kecuali Anda melakukan apa yang saya ingin Anda lakukan,’ Ini benar-benar memalukan, dan itulah salah satu alasan kami di sini,” kata Eliot Engel, ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR, dari fraksi Demokrat.
Sementara itu, fraksi Republik terus menyatakan keraguan atas legitimasi investigasi yang dipimpin fraksi Demokrat, yang sejauh ini telah dilakukan secara tertutup.
Ini antara lain dikemukakan Steve Scalise, petinggi fraksi Republik di DPR.
“Ibu Ketua, sewaktu Anda mempelajari resolusi ini, Anda melihat betapa sepihak dan betapa mirip gaya Sovietnya proses ini dijalankan. Ini adalah Amerika Serikat. Jangan jalankan proses palsu, proses tercemar seperti resolusi ini.”
Presiden Donald Trump pun tidak berdiam diri. Ia menyatakan, “Demokrat gila. Mereka gila. Pemakzulan ini suatu hal bohong. Sekarang, mereka jadi lakukan atau tidak, ini merupakan hal memalukan.”
Puluhan anggota fraksi Republik menjadi anggota komite-komite yang terlibat dalam penyelidikan pemakzulan. Tetapi para pembela presiden menyatakan itu belum cukup.
Steve Scalise dalam acara televisi ABC This Week mengemukakan, “Mereka benar-benar ke balik pintu tertutup untuk mengabaikan bukan hanya hak fraksi Republik dan Presiden Trump tetapi juga hak rakyat Amerika… Ada banyak pertanyaan yang belum terjawab. Kami masih belum dapat melihat transkripnya. Saya berharap ini dilakukan secara terbuka.”
Fraksi Demokrat menyatakan fraksi Republik menyuarakan keberatan soal prosedur untuk menghindar dari keharusan membela tindakan-tindakan Trump.
Your browser doesn’t support HTML5
Ini dikemukakan ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR, Eliot Engel dalam acara televisi ABC This Week. “Fraksi Republik terus mengubah-ubah kriteria. Mereka mengatakan mereka ingin kami bersikap transparan. Ketika kami transparan, ini dianggap belum cukup baik. Mereka mengeluh tentang tidak adanya sidang terbuka, dan ketika kami membuat sidangnya terbuka, mereka mengeluhkan itu juga.”
Masalah pemakzulan akan bertambah intens pada waktu dengar keterangan terbuka, yang disiarkan melalui televisi, dimulai. [uh/ab]