Kepala pemerintahan dan menteri luar negeri dari 20 ekonomi utama dunia atau G20 pada pertemuan virtual, Selasa (12/10) sepakat untuk mencari cara guna menyuntikkan lebih banyak dana ke Afghanistan.
Pembicaraan itu dilakukan setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa ekonomi negara yang dikoyak perang itu, yang sekarang di bawah kendali Taliban, mendekati bencana kemanusiaan.
“Jika kita tidak bertindak dan membantu Afghanistan mengatasi badai ini, dan melakukannya segera, tidak hanya Afghanistan tetapi seluruh dunia akan membayar harga yang mahal,” kata Guterres di New York beberapa jam sebelum para pemimpin G20 mengadakan pertemuan luar biasa mengenai Afghanistan, dipandu oleh Perdana Menteri Italia Mario Draghi.
Pertemuan itu menandai pertama kalinya negara-negara terkaya di dunia bertemu untuk membahas konsekuensi penarikan AS dari Afghanistan dan pengambilalihan Taliban pada Agustus.
“Tanpa makanan, tanpa pekerjaan, tanpa perlindungan hak-hak mereka, kita akan melihat semakin banyak orang Afghanistan meninggalkan rumah mereka untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Aliran obat-obatan terlarang, jaringan kriminal dan teroris juga kemungkinan akan meningkat,” kata Guterres.
Saat pertemuan G20 dimulai, Sekjen PBB itu mencuit: “Bank-bank ditutup dan layanan penting, seperti perawatan kesehatan, telah ditangguhkan di banyak tempat. Saya mendesak dunia untuk mengambil tindakan dan menyuntikkan likuiditas ke dalam ekonomi Afghanistan untuk menghindari keruntuhan.”
Peringatan pentingnya itu diulangi oleh Draghi dan para pemimpin G20 lainnya selama KTT itu. Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio mengatakan, "Kita harus memastikan bahwa negara tidak ambruk."
Uni Eropa selama KTT itu mengumumkan paket bantuan $ 1,15 miliar bagi Afghanistan “untuk mencegah keruntuhan kemanusiaan dan sosial ekonomi yang besar.”
BACA JUGA: PBB: 4 Juta Warga Afghanistan Hadapi ‘Darurat Pangan’Para pemimpin menekankan betapa gentingnya kehidupan bagi mayoritas warga Afghanistan.
Selain mengkaji bagaimana cara memberikan dukungan kemanusiaan yang mendesak bagi penduduk Afghanistan, para pemimpin membahas perang melawan terorisme dan bagaimana cara mendesak Taliban untuk mengizinkan kebebasan bergerak di dalam negeri dan membeberi jalan bagi warga Afghanistan yang ingin meninggalkan negara itu.
Angka-angka terbaru PBB menunjukkan bahwa tahun ini saja lebih dari setengah juta warga Afghanistan telah mengungsi karena pertempuran; hampir 17 juta menghadapi tingkat krisis rawan pangan; dan hampir separuh dari seluruh balita kekurangan gizi akibat konflik, kekeringan, dan pandemi virus corona. [my/jm]