Memberikan bantuan bagi Ukraina dan penderitaan pada Vladimir Putin – adalah langkah-langkah yang ditekankan oleh para pemimpin negara demokrasi liberal terkaya di dunia pada hari Senin (27/6) setelah mereka mendengarkan permohonan bantuan lebih lanjut dari presiden Ukraina. Para pemimpin kini mempertimbangkan pembatasan harga minyak Rusia, di antara langkah-langkah ekonomi lainnya yang dimaksudkan untuk menghentikan mesin perang Rusia.
Para pemimpin Kelompok 7 (G7) hari Senin (27/6) membuka pertemuan puncak mereka dengan negara-negara berkembang, mengundang para pemimpin dari Argentina, India, Indonesia, Afrika Selatan dan Organisasi Perdagangan Dunia – antara lain untuk bergabung dengan mereka dalam menghadapi beberapa tantangan terbesar dunia: terutama, serangan gencar Rusia yang semakin intensif terhadap Ukraina dan dampak globalnya. Serangan Rusia melonjak ketika para pemimpin G7 bertemu, dengan sebuah rudal menghantam mal yang padat pengunjung pada hari Senin (27/8) di Ukraina tengah.
Tuan rumah KTT Kanselir Jerman Olaf Scholz mengutuk perilaku Rusia. “Sebelumnya, saya dengan sangat sadar menyebut ini sebagai titik balik, karena serangan Rusia ke Ukraina, semua aturan, semua perjanjian yang telah kita sepakati bersama, kerja sama di antara negara-negara telah dilanggar, terutama pemahaman bahwa perbatasan tidak boleh dipindahkan dengan paksa,” jelas Olaf Scholz.
Presiden Ukraina secara virtual berbicara kepada tujuh pemimpin Senin pagi, dan meminta lebih banyak bantuan militer dan pembangunan.
Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia khawatir tentang eskalasi konflik dan kemungkinan meluasnya. “Saya ingin berbicara kepada warga Belarus, baik warga sipil maupun mereka yang berseragam, Anda sedang ditarik ke dalam perang. Bahkan lebih aktif dari pada bulan Februari dan bulan-bulan pada musim semi. Mereka telah memutuskan segalanya untuk Anda di Kremlin. Hidup Anda tidak memiliki arti apa pun bagi mereka. Tapi Anda bukan budak atau umpan meriam,” paparnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Para pemimpin ekonomi terbesar dunia mengatakan mereka juga ingin menambah beban ekonomi di Rusia. Satu gagasan yang mereka ajukan adalah batasan harga minyak Rusia. Pada dasarnya, mereka akan menolak untuk membayar di atas harga tertentu.
Analis mengatakan tidak jelas apakah ide itu akan berhasil tanpa kerja sama India, yang baru-baru ini membeli minyak dengan harga diskon dari Rusia.
Dan Hamilton adalah guru besar di Universitas Johns Hopkins dan peneliti senior di Brookings Institution, sebuah lembaga penelitian bergengsi di Washington, DC. “Agar benar-benar efektif, semua pembeli minyak harus dimasukkan ke klub. Walaupun ada persatuan besar di antara G7 dan di antara sejumlah negara lain, India, khususnya, dan China adalah dua negara besar yang membeli minyak Rusia. Dalam pemikiran saya, China tidak mungkin akan bergabung dalam klub seperti ini, mengingat bahwa pada dasarnya negara itu mengadopsi sikap pro-Rusia, atau netral, dalam perang. Jadi akan selalu ada kebocoran, tetapi klub ini sendiri, minus China, akan menyebabkan kerugian serius pada aliran keuangan Rusia.”
Konflik di Ukraina dan masalah pembelian energi dari Rusia, kemungkinan akan mendominasi pembicaraan, sementara beberapa dari pemimpin yang sama itu beralih dari KTT G7 ke KTT NATO, yang dimulai Rabu (29/6) di Madrid. [lt/ab]