Dalam jumpa pers secara virtual dari Dubai, pada Rabu (20/10), Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menjelaskan dirinya melakukan pertemuan dengan petinggi salah satu perusahaan ritel terbesar di UEA, Lulu Group International. Dalam pembicaraan ini, Mahendra meminta Lulu Group bermitra dengan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia.
"Tujuan kami melakukan komunikasi dan pertemuan ini adalah untuk senantiasa bekerjasama dan bermitra, untuk Lulu Group ini bisa memfasilitasi dan menjadikan bagian dari rantai pasoknya, para produsen utamanya UKM Indonesia, menjadi eksportir ke Timur Tengah dan sejumlah kawasan lain yang merupakan bagian dari jaringan dan keberadaan dari Lulu Group yang memang semakin lama semakin membesar," kata Mahendra.
BACA JUGA: Menlu: Koridor Perjalanan Bisnis Harus Mulai DibukaLulu Group menyambut baik permintaan itu, dan Kementerian Luar Negeri, ujar Mahendra, akan memfasilitasi dan mempromosikan eksportir Indonesia agar bisa menembus pasar di Timur Tengah dan kawasan lainnya.
Mahendra juga melakukan pertemuan dengan Kementerian Sumber Daya Manusia UEA dan membahas upaya perlindungan terhadap pekerja migran asal Indonesia sehingga memperoleh kondisi kerja dan kesejahteraan yang makin baik.
Mahendra mengatakan ADIA (Otoritas Investasi Abu Dhabi) dan INA (Otoritas Investasi Indonesia) sedang dalam tahap finalisasi pembahasan daftar proyek dan nilai investasinya. Dia mengharapkan finalisasi tersebut rampung sebelum kunjungan Presiden Joko Widodo ke UEA awal bulan depan.
Dari UEA, Mahendra melanjutkan perjalanan ke Qatar juga dalam misi menggaet investasi. Mahendra dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan para petinggi QIA (Otoritas Investasi Qatar). Dia mengatakan QIA sedang mengadakan pembicaraan kerjasama dengan INA Otoritas Investasi Indonesia).
Mahendra menyebutkan QIA dan INA tengah membahas sejumlah peluang investasi di Indonesia dalam sektor insfrastruktur, proyek strategis dan lainnya.
Mahendra dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan beberapa perusahaan di sektor riil dan keuangan di Qatar untuk menjajaki kerjasama di bidang investasi, perdagangan dan potensi-potensi lainnya.
Presiden Jokowi Akan Melawat ke Dubai Awal November
Pada kesempatan itu, Duta Besar Indonesia untuk UEA Husin Bagis mengatakan Presiden Jokowi akan mengadakan lawatan ke Abu Dhabi dan Dubai. Presiden Jokowi dijadwalkan mengunjungi Paviliun Indonesia di Dubai Expo pada 4 November mendatang.
Husin menjelaskan hubungan bilateral antara Indonesia dan UEA sekarang ini berjalan sangat baik dan bersahabat. Menurutnya akan banyak proyek kerjasama yang ditandatangani antara INA dengan UEA dan diharapkan banyak juga kesepakatan kerjasama yang diteken saat Presiden Jokowi melawat ke negara Arab Teluk itu pada 3-4 November.
"Sekarang ini sudah dipersiapkan oleh pemerintah Abu Dhabi (dana) sekitar US$ 10 miliar untuk ditanam di Indonesia. Tapi belum bisa digunakan lebih banyak karena memang masih banyak tantangan yang mesti kita selesaikan di dalam negeri kita, terutama BUMN (Badan usaha Milik Negara). Sementara target kita sampai Pak Jokowi datang, masih berproses juga semuanya, antara US$ 7-12 miliar target investasinya," ujar Husin.
Husin menjelaskan jenis investasi dari UEA tersebut adalah di sektor infrastruktur, baik pelabuhan atau bandar udara, juga bidang energi, energi terbarukan, telekomunikasi, kesehatan terkait vaksin, dan sebagainya.
Your browser doesn’t support HTML5
Salah satu rencana investasi dari UEA itu, lanjut Husin, adalah pembangun resor mewah seperti di Aceh seperti di Maladewa. Proyek pariwisata ini merupakan investasi dari perusahaan UEA bernama Murban Energy.
Husin mengatakan salah satu alasan memilih Aceh untuk investasi pariwisata adalah jaraknya yang dekat dari Abu Dhabi, yang bisa ditempuh dalam lima jam dengan pesawat. [fw/em]