“Gagal” Atasi Serbuan, Pejabat Tinggi Gedung Capitol AS Minta Maaf 

Massa pendukung Presiden Donald Trump saat menyerbu Gedung Capitol, di Washington D.C., 6 Januari 2021. (Foto: Alex Edelman/AFP)

Beberapa pejabat secara khusus mengakui sejumlah kesalahan terkait pengamanan saat insiden serbuan para pendukung Presiden Donald Trump ke Gedung Capitol pada 6 Januari. Sejumlah kesalahan itu, antara lain laporan intelijen yang bertolak belakang, persiapan yang tidak memadai dan mobilisasi badan-badan mitra mereka secara kurang tepat.

Mereka diminta meningkatkan sistem akuntabilitas dan struktur komunikasi.

“Saya berada di sini untuk menyampaikan permohonan maaf yang tulus atas nama Departemen ini,” ujar Yolanda Pittman, penjabat kepala Kepolisian Kongres, menurut pernyataan yang disiapkan bagi Komite Alokasi Anggaran DPR, Selasa (26/1).

“Departemen Kepolisian di Kongres gagal memenuhi standarnya dan juga standar Anda,” tambahnya.

Sekitar sepuluh pejabat dari beragam badan, termasuk Biro Penyidik Federal FBI, Garda Nasional, Departemen Kehakiman dan Kepolisian Kongres memberi penjelasan kepada komisi di DPR yang sedang menyelidiki insiden pada 6 Januari lalu.

Wakil faksi Demokrat di DPR Tim Ryan mengatakan kepada wartawan bahwa polisi yang menjaga Gedung Capitol diperintahkan untuk tidak menggunakan kekuatan yang mematikan terhadap kerumunan massa yang marah. Massa menyerbu Kongres untuk melakukan aksi kekerasan dan merusak gedung bersejarah itu.

“Ini perintah yang diberikan,” ujar Ryan, dan menambahkan bahwa perintah lockdown atau larangan untuk keluar masuk kawasan demi alasan keamanan di Gedung Capitol dan gedung-gedung lain di sekitarnya, tidak sepenuhnya diberlakukan.

“Masih ada orang yang keluar dan masuk... seluruh hal ini harus dikaji-ulang,” ujar Ryan, yang mengepalai subkomite Alokasi Anggaran DPR, yang mengawasi Kepolisian Gedung Kongres dan anggarannya.

Ryan menekankan bahwa serangkaian penyelidikan yang dilakukan masih pada tahap awal, dan banyak pertanyaan belum terjawab.

Ia mengatakan anggaran kepolisian Gedung Kongres itu akan dikaji ulang, dan mencatat betapa para personil polisi tidak memiliki perlengkapan anti-huru-hara dan piranti lain yang memadai untuk mengatasi kerusuhan itu. Dengar pendapat umum diperkirakan juga akan dilangsungkan dalam waktu dekat.

Pittman mengatakan banyak personelnya yang menderita stres pascatrauma setelah serangan yang menewaskan lima orang, termasuk seorang polisi gedung kongres. Pittman mengatakan kematian polisi kedua secara tidak langsung juga terkait insiden itu.

Para pendukung Trump menyerbu Kongres untuk mengikuti seruan Trump untuk mendatangi Kongres beberapa jam sebelumnya dalam pawai di dekat Gedung Putih. Trump telah dimakzulkan oleh DPR dengan tuduhan memicu terjadinya kerusuhan itu, dan sidang di Senat dijadwalkan akan dimulai pada 8 Februari mendatang.

Kepala Kepolisian Kongres dan dua pejabat keamanan di DPR dan Senat telah mengundurkan diri beberapa hari pasca penyerbuan itu. [em/pp]