Deputi Bidang Koordinasi dan Transportasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin mengatakan ajang ISF ini digelar sebagai wujud komitmen pemerintah dan Kamar Dagang Industri (KADIN) Indonesia dalam menggapai ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Ia menjelaskan, ratusan pemangku kebijakan, pakar, investor dan para pemimpin dunia yang akan hadir dalam forum tersebut untuk membicarakan sustainability (keberlanjutan) yang telah menjadi isu global.
“Banyak sekali topik tentang sustainability. Misalnya tentang net zero. Dari pengalaman kita di pemerintah, dan juga di dunia bisnis, isu ini bukanlah isu yang sangat simple untuk dibicarakan dan langsung dilakukan. Jadi memang perlu kontinuitas diskusi dan kolaborasi. Misalnya, mau net zero emission, ganti semua ke renewable energy di mana itu tidak semudah membalikkan telapak tangan,” ungkap Rachmat dalam konferensi pers, di Jakarta, Selasa (22/8).
Rachmat berharap ajang ISF tersebut bisa menjadi sebuah forum kolaborasi dan komunikasi agar bisa saling tukar pikiran sehingga menciptakan sebuah solusi dan kerja sama mengenai isu yang cukup kompleks tersebut.
BACA JUGA: Jokowi: Indonesia Terbuka Bagi Investor China“Jadi, bagaimana Indonesia sebagai negara berkembang tapi mempunyai sumber daya yang sangat dibutuhkan oleh dunia. Itu bisa jadi contoh, bisa jadi tempat diskusi, karena masalah Indonesia itu juga cukup kompleks," katanya.
"Jadi kalau misalnya kita bisa menjadikan Indonesia sebagai wadah labolatorium untuk berdiskusi, solusi yang bisa kita temukan di Indonesia mungkin bisa kita share ke seluruh dunia. Harapan kita Indonesia Sustainability Forum ini bisa kita lanjutkan tahun depan, dan tentunya menjadi event internasional yang berkelanjutan,” imbuh Rachmat.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Koordinator Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri KADIN Shinta Kamdani mengatakan pihak swasta atau pelaku usaha juga memiliki komitmen yang tinggi dalam mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan atau dan ekonomi hijau.
Your browser doesn’t support HTML5
Sejauh ini, katanya, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya agar tercipta perekonomian yang lebih ramah lingkungan.
“Kalau kita bicara sustainability tidak bisa hanya di atas kertas, kita harus mulai mengedepankan bagaimana pelaku usaha juga bisa berinvestasi untuk masuk ke dalam ranah ekonomi hijau. Bahwa pada dasarnya perusahaan juga sudah mulai SDGs (sustainable development goals) tidak hanya sebagai part of social responsibility tetapi SDGs sudah di-integrate ke dalam banyak bisnis model perusahaan, termasuk pelaporan yang dilakukan melalui ESG (environmental, social, and corporate governance) dan sustainability report yang saat ini sudah dikedepankan banyak pelaku usaha,” ungkap Shinta.
BACA JUGA: Luhut Pastikan Indonesia Luncurkan Bursa Karbon di September 2023Lebih jauh, ia menuturkan KADIN juga turut aktif dalam mendorong upaya percepatan transisi ekonomi hijau tersebut dengan membentuk Kadin Net ZERO Hub dan Carbon Center of Excellence. Lebih dari itu, katanya, sudah banyak para pelaku usaha yang selalu mengikuti perkembangan dunia yang bergerak sangat dinamis dan cepat melalui produk-produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pasar dan tentunya merupakan produk sustainable,
“Kita lihat saat ini demand dan buyer daripada banyak ekspor penduduk Indonesia sudah mengedepankan isu sustainability. Dan di sinilah kita juga musti cermat bahwa perusahaan kita harus mempersiapkan produk-produk yang bisa juga mengedepankan sustainability. Jadi, di sinilah, KADIN berperan dan tentu saja kami mitra dengan banyak pihak baik di dalam maupun di luar negeri,” katanya.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dijadwalkan akan membuka ISF 2023 dengan menyampaikan pidato yang bertemakan pertumbuhan dan keberlanjutan yang akan membuka jalan bagi Indonesia untuk mencapai visi Indonesia Emas pada 2045.
Menilik dari website indonesiasuistainibilityforum.co.id, pada hari pertama, Presiden Joko Widodo juga dijadwalkan hadir bersama para pemimpin negara lainnya seperti Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr, dan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape.
Selain itu, utusan khusus Amerika Serikat untuk iklim, John Kerry dan founder dan CEO Tesla Elon Musk termasuk dua dari sejumlah pembicara yang turut berpartisipasi dalam ajang tersebut. Belum jelas, apakah Elon sudah pasti akan hadir atau tidak.
ISF 2023 ini juga mengundang beberapa institusi global sebagai knowledge partners, termasuk di antaranya Boston Consulting Group, Tony Blair Institute for Global Change, Mckinsey & Company, AstraZeneca dan Sinar Mas. [gi/ab]