Para lembaga bantuan memperingatkan, pada Rabu (23/2), lonjakan penularan COVID-19 dan wabah campak yang mencemaskan telah memperburuk situasi darurat kesehatan di Afghanistan. Situasi tersebut telah membebani sistem perawatan kesehatan yang rapuh di negara yang hancur karena dilanda perang itu.
Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dukungan dunia yang mendesak termasuk di dalamnya layanan dan tes kesehatan, serta vaksinasi diperlukan untuk memperlambat penyebaran virus corona yang meningkat di seluruh Afghanistan.
BACA JUGA: Sukarelawan Virginia Bantu Pengungsi Afghan Sediakan Perabotan Rumah“Pengujian tidak memadai, dan WHO melaporkan, hampir setengah dari sampel yang diuji hasilnya positif, yang menandakan penyebaran virus berada di tingkat yang mencemaskan,” tambah pernyataan itu.
Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa sistem kesehatan nasional di Afghanistan yang mengalami kekurangan dana dan tenaga kini sedang berjuang untuk mengatasi lonjakan penularan. Puluhan sarana kesehatan COVID-19 ditutup karena tidak mempunyai obat-obatan, perlengkapan pokok kesehatan, dan dana yang cukup untuk membayar listrik, air dan gaji dari para petugas kesehatan.
BACA JUGA: Enam Bulan Taliban Berkuasa: Afghanistan Lebih Aman, tapi Lebih MiskinBadan-badan bantuan itu mengatakan, kurang dari 10 dari 37 sarana kesehatan publik COVID-19 di negara itu yang masih berfungsi, dan mereka tidak bisa menampung pasien. Hanya sekitar 10 persen dari sekitar 40 juta penduduk yang telah mendapatkan vaksinasi dosis penuh untuk melawan virus corona.
Program Pangan Dunia PBB (WFP) memperkirakan, hampir 23 juta orang atau sekitar 55 persen dari penduduk negara tersebut menderita kelaparan parah. Lebih dari tiga juta anak mengalami gizi buruk. [ps/lt]