Pemerintah Kabupaten Cianjur menetapkan masa tanggap darurat penanganan gempa hingga 20 Desember 2022, atau 30 hari setelah gempa berkekuatan 5,6 itu mengguncang wilayah tersebut Senin lalu (21/11). Hal ini disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar, Ika Mardiah, mewakili Bupati Cianjur Herman Suherman.
Dalam jumpa pers terpisah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto hari Kamis (24/11) menjelaskan hingga hari ini korban meninggal akibat Gempa Cianjur sudah mencapai 272 orang. Angka itu bertambah satu setelah ditemukan jenazah bernama Nining, 64 tahun.
"Dari 272 (korban meninggal) ini, yang sudah dapat diidentifikasi nama, alamatnya, ada 165 orang. Sementara yang masih kita cari terus siapa ini, identitasnya (jenazah) masih ada 107 jenazah. Kemudian korban hilang karena kemarin 40 sekarang ditemukan satu, sekarang 39 (orang)," kata Suharyanto.
Dari 39 korban yang masih hilang tersebut, lanjutnya, sebanyak 32 orang adalah warga Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Sedangkan tujuh orang hilang lainnya adalah warga desa lain yang sedang melintas ketika gempa terjadi.
Suharyanto menambahkan sebanyak 39 orang yang masih hilang itu sudah teridentifikasi nama dan keluarganya. Informasi tersebut untuk mempermudah proses pencarian yang masih terus berlangsung oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari enam ribu personel. Korban luka sebanyak 2.046 orang, jumlah pengungsi 62.545 orang.
Dia mengimbau kepada warga yang merasa keluarganya hilang setelah gempa, untuk melapor ke posko dengan memberikan data nama, umur, ciri-ciri, jenis kelamin, dan tempat tinggal. Sedangkan untuk warga yang keluarganya meninggal agar surat kematian yang dikeluarkan oleh fasilitas kesehatan setempat. Surat kematian ini diperlukan terkait bantuan atau santunan, serta asuransi jiwa.
Menurut Suharyanto, terdapat 56.311 rumah rusak, rusak berat (222.067 rumah), rusak sedang (11.836 rumah), rusak ringan (222.208 rumah). Data ini berasal dari kepala desa yang dilaporkan oleh camat kepada posko utama penanganan Gempa Cianjur. Dia menekankan data tersebut akan diverifikasi dengan aturan yang ada. Setelah proses verifikasi rampung, baru kemudian diperbaiki atau dibangun dengan bantuan pemerintah.
Selain itu, gempa Cianjur juga merusak 31 sekolah, 124 tempat ibadah, tiga fasilitas kesehatan, dan 13 kantor. Terdapat 15 kecamatan yang terdampak oleh goyangan lindu.
Pemerintah Siap Bangun Rumah Tahan Gempa
Menurutnya, pemerintah hanya akan mengalokasikan Rp 50 juta untuk pembangunan tiap rumah tahan gempa. Sedang yang rusak sedang dan rusak ringan bisa diperbaiki dulu sendiri kemudian meminta bantuan Rp 10 juta per rumah.
Dia mengatakan distribusi logistik sudah berjalan lancar. Para camat sudah mengambil logistik sesuai kebutuhannya untuk didistribusikan ke desa-desa, dan desa memasok ke tempat pengungsian yang ada di desanya masing-masing. Tiap dua hari kepala desa harus memberikan daftar kebutuhan logistik yang diperlukan.
BNPB juga mendata unsur-unsur yang mau terlibat dalam penanganan korban Gempa Cianjur. Sekarang ini sudah ada 333 organisasi yang mengirim 4.674 orang relawan. Mereka sudah dikonsolidasikan dan sudah diberi tugas pencarian korban, distribusi logistik dan penanganan pengungsi, pendataan rumah dan bangunan yang rusak.
Enam ribu personel yang terlibat dalam proses pencarian korban gempa lanjutnya sudah mencukupi. Suharyanto mengimbau kepada masyarakat yang tidak menjadi korban jika datang ke lokasi bencana untuk membantu harus berkoordinasi dengan posko pusat penanganan Gempa Cianjur.
Your browser doesn’t support HTML5
Dalam jumpa pers tersebut, Bupati Cianjur Herman Suherman menjelaskan sampai hari ini pukul satu siang, terdapat 258 donatur yang memberikan sumbangan Rp 1,819 miliar melalui rekening di Bank Jawa Barat cabang Cianjur. "Insya Allah kami akan gunakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mudah-mudahan apa yang telah disampaikan insya Allah ini sangat bermanfaat untuk warga kami," ujar Herman.
Gempa Susulan Terus Terjadi, BMKG Serukan Masyarakat Tetap Waspada
Kepala Badan Meterorologi,dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan gempa susulan memang masih terjadi tapi magnitudonya makin lemah. Dia meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai curah hujan yang makin meningkat dengan puncak musim hujan bulan depan hingga Januari.
Dia menambahkan curah hujan yang kian tinggi berpotensi menimbulkan longsor dan banjir bandang. Karena itu masyarakat yang tinggal di bantaran-bantaran sungai, lembah sungai, dekat lereng gunung, untuk waspada.
Dwikorita juga mengingatkan keamanan lokasi pengungsian bagi korban Gempa Cianjur di tengah naiknya curah hujan. "Tadi kami lihat di lapangan ada tendan-tenda (pengungsi yang didirikan. Dalam mendirikan tenda ini mohon jangan terlalu dekat dengan pinggir lembah. Semakin ke arah lapang, semakin aman dan juga terlalu dekat dengan lereng karena masih mungkin terguyur hujan akhirnya longsor, atau kena getaran akhirnya runtuh," tutur Dwikorita.
Menurutnya, kalau nanti rumah-rumah rusak dibangun kembali insya Allah masih bisa di lokasi sama, yang paling penting adalah jarak dari epinsentrum gempa dan konstruksi bangunan harus tahan gempa. [fw/em]