Para petugas penyelamat di Turki dan Suriah pada Selasa (7/2) bekerja untuk mencari penyintas yang terkubur di tengah puing-puing gedung yang runtuh akibat gempa kuat yang mengguncang kawasan itu pada Senin (6/2) dan menewaskan lebih dari 5.000 orang.
Setelah suhu turun mendekati titik beku pada Senin (6/2) malam, pada Selasa (7/2) terjadi lagi gempa lebih dari 20 kali dengan kekuatan sedikitnya 4,0 pada skala Richter di daerah perbatasan antara kedua negara.
Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan dukungan bagi rakyat Turki dan Suriah “dalam momen kesedihan yang tak terperi ini,” dan mengatakan jumlah korban tidak menggambarkan “kesedihan dan kehilangan yang dialami keluarga saat ini yang telah kehilangan ibu, ayah, putra dan putri di bawah reruntuhan – atau mereka yang tidak tahu apakah orang yang mereka cintai masih hidup atau sudah mati.”
BACA JUGA: Mengapa Gempa Turki-Suriah Begitu Dahsyat?Berbicara pada pertemuan WHO di Jenewa, Tedros mengatakan organisasinya mengirimkan penerbangan carter ke kedua negara dengan membawa pasokan medis. Ia juga mengatakan organisasi itu akan bekerja untuk membantu mereka dalam masa pemulihan dan pembangunan kembali.
“Ini adalah momen ketika kita harus bersatu dalam solidaritas, sebagai satu umat manusia, untuk menyelamatkan nyawa dan meringankan penderitaan orang-orang yang telah menderita begitu banyak,” katanya.
Badan penanggulangan bencana darurat Turki mengatakan sedang melakukan operasi melalui jalan darat dan udara untuk membawa pasokan dan petugas ke daerah-daerah yang terdampak gempa. Upaya tersebut didukung oleh badan-badan bantuan dan pemerintah asing yang semakin banyak mengirimkan tim-tim dan sumber daya ke kawasan itu.
BACA JUGA: Lara dalam Gempa yang Meluluhlantakkan TurkiPara pejabat di Turki pada Selasa (7/2) mengatakan sedikitnya 3.419 orang tewas dengan lebih dari 15 ribu lainnya terluka. Mereka mengatakan lebih dari 7.800 orang telah diselamatkan dan sedikitnya 6.200 bangunan runtuh. Suriah melaporkan 1.602 kematian dan sekitar 3.500 lainnya terluka, menurut angka-angka yang dikeluarkan pemerintah Damaskus dan berbagai organisasi penyelamat.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menetapkan hari berkabung nasional selama tujuh hari.
Gempa itu melanda kawasan di kedua sisi perbatasan negara yang diliputi perang saudara selama satu dekade lebih di Suriah. Di wilayah Suriah, daerah yang terdampak gempa terbagi antara daerah yang dikuasai pemerintah dan wilayah kantong terakhir yang dikuasai oposisi Suriah yang dikepung oleh pasukan pemerintah dukungan Rusia. Sementara itu, Turki merupakan tempat tinggal jutaan pengungsi dari konflik tersebut. [uh/lt]