Hampir 2.000 jenazah sudah berhasil dievakuasi di Kota Palu, Senin (8/10), setelah gempa kuat dan tsunami yang melanda kota tersebut hampir dua pekan lalu, kantor berita AFP melaporkan.
Jumlah korban meninggal akibat bencana ganda di Sulawesi Tengah mencapai 1.944 orang, kata M.Thohir, kepala penerangan Kodam XIII/Merdeka.
"Angka itu diperkirakan masih akan naik karena kami belum menerima perintah untuk menghentikan pencarian jenazah," kata Thohir kepada kantor berita AFP. Thohir juga anggota satgas penanganan gempa Palu.
Sementara itu menurut pejabat berwenang, sekitar 5.000 orang diyakini hilang akibat gempa dan tsunami yang meluluhlantakan Palu pada 28 September.
Harapan untuk menemukan korban hidup sudah pupus. Pencarian untuk penyintas di antara puing-puing bangunan sudah menjadi operasi evakuasi dan penghitungan korban meninggal.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan pencarian resmi korban yang masih hilang akan dilanjutkan sampai 11 Oktober. Setelah itu, mereka yang belum ditemukan akan dinyatakan hilang dan diperkirakan meninggal dunia.
Upaya pencarian korban di Hotel Roa-Roa yang hancur tinggal puing-puing, Senin, juga sudah dihentikan.
"Operasi SAR (search and rescue) di Hotel Roa-Roa sudah berakhir karena kami sudah mencari ke seluruh bagian hotel dan tidak menemukan korban lagi," kata Bambang Suryo, kepala bidang operasi Basarnas di Palu, kepada AFP.
Agus Haryono, pejabat Basarnas yang berada di lokasi juga membenarkan pencarian di Hotel Roa-Roa sudah dihentikan. Sebanyak 27 jenazah, termasuk tiga jenazah yang ditemukan di antara puing-puing, berhasil dievakuasi pada Minggu (7/10). [ft/dw]