Tuturan Taufik itu menjadi gambaran masih banyaknya wilayah dan korban di Sulawesi Tengah yang belum tersentuh bantuan.
“Banyak anak kecil di sini yang kelaparan dan sakit, tapi susu atau obat tak ada,” lanjut Taufik, seperti dilaporkan kantor berita AP.
Dan ternyata di Palu pun masih banyak titik yang belum mendapat bantuan.
Berbagai supermarket dijarah warga. Kebutuhan sehari-hari bahkan Bahan Bakar Minyak dari SPBU, berebut diambil warga tanpa izin.
“Terpaksa kami lakukan. Kami sudah gak punya rumah, habis kami. Kami butuh semuanya, makanan, minuman,” tutur sejumlah warga Palu kepada kantor berita AFP.
Berdasarkan laporan terakhir Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB), Gempa 7,4 SR diikuti tsunami di Sulawesi Tengah, telah menewaskan 1.234 orang. Sebanyak lebih 800 orang luka-luka.
Tidak hanya itu, 65.733 unit rumah porak-poranda, dan 61.867 orang mengungsi.
BACA JUGA: Gempa Palu: 5 Tanda Alam Jelang Tsunami dan Tips Selamatkan DiriLalu bagaimana cara membantu mereka? Apa barang yang mendesak mereka butuhkan? VOA Indonesia merangkum beberapa di antaranya.
Kebutuhan darurat
Kami merangkum sejumlah kebutuhan yang diungkapkan langsung oleh korban, relawan, BNPB dan pemerintah. Inilah beberapa di antaranya:
Makanan & minuman
Berdasarkan keterangan seorang relawan kepada kantor berita Reuters, “makanan dan air” adalah kebutuhan paling mendesak bagi korban.
Rumah yang diporak-poranda gempa disusul tsunami yang menghanyutkan makanan dan mengotori sumber air, menjadi penyebab utamanya.
Beras, susu, air kemasan, air bersih dan tangki air penting bagi korban.
Makanan instan cepat dan langsung saji juga mempermudah konsumsi di pengungsian. Misalnya mie instan, biskuit, abon, sarden, kornet, dendeng dan makanan bayi.
Obat-obatan
Dalam cuitannya, BNPB mengungkapkan bahwa obat-obatan mendesak untuk dipenuhi.
Di antaranya adalah: “bethadin, alkohol pembersih luka, P3K, obat batuk, obat paracetamol dan obat diare.”
Gempa dan hantaman tsunami juga membuat sejumlah korban membutuhkan alat bantu, sehingga tandu, tongkat dan kursi roda diperlukan.
Pakaian & kebutuhan perempuan
Banyak korban yang mengungsi, berlari meninggalkan rumah mereka saat gempa dan tsunami, hanya membawa apa yang mereka kenakan.
Pakaian bersih, termasuk pakaian dalam, menjadi sangat penting. Tentunya tidak perlu baru, baik pakaian laki-laki, perempuan, untuk berbagai usia, dari bayi hingga dewasa.
Keperluan perempuan seperti pembalut juga akan sangat membantu.
Tidak hanya itu, perlengkapan mandi ikut dinanti, seperti sikat gigi, pasta gigi, gayung, ember, sabun, shampo dan lain sebagainya.
Alat berat
BACA JUGA: Keputusasaan Meledak Jadi Amarah, Korban Gempa Palu MeningkatAlat-alat berat yang dimaksud di antaranya adalah alat angkut udara, water treatment untuk membersihkan air, dan genset.
Menkopolhukam Wiranto menyebut untuk alat angkut udara, yang diperlukan untuk membawa logistik adalah pesawat besar seperti hercules C130, yang bisa mendarat di landasan pacu sepanjang “hanya” 2.000 meter.
“Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, sepanjang 2.500 meter hanya berfungsi sepanjang 2.000 meter,” kata Wiranto.
Wiranto mengungkapkan kebutuhan alat berat ini diharapkan dipenuhi oleh negara-negara tetangga atau sahabat yang ingin membantu.
Transportasi
Meskipun banyak jalan di Palu dan Donggala yang rusak dan putus, mobil kesehatan seperti ambulans tetap diperlukan, setidaknya untuk memindahkan korban ke rumah sakit terdekat atau digunakan saat jalan telah diperbaiki atau rute alternatif ditemukan.
Selain itu, tandu, dan kantung jenazah juga dinilai penting di saat jumlah korban tewas terus dinyatakan bertambah.
Bagaimana cara membantu?
Pemerintah terus menggiatkan bantuan agar cepat masuk dan tersebar merata di Sulawesi Tengah, meskipun jelas masih banyak kendala, terutama karena jalan rusak dan ramainya penjarahan.
Alhasil, berbagai bantuan yang masuk, dikawal polisi dalam pengangkutannya.
Seperti yang dicuitkan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, “10 tangki BBM konvoi menuju Palu dikawal Polri untuk suplai BBM. Pasokan BBM dari darat dan udara dengan pesawar khusus terus dikirim ke Palu untuk mengatasi kelangkaan BBM.”
Lalu bagaimana jika kamu ingin mengirimkan bantuan?
Berdasarkan pengalaman sejumlah lembaga yang kerap terlibat dalam aksi tanggap bencana, barang yang dikirim haruslah yang benar-benar diperlukan oleh korban.
“Kalau bantuan tidak sesuai kebutuhan, jadinya akan terbuang, bisa menumpuk dan jadi masalah sendiri karena menyusahkan logistik,” ungkap BNPB.
BACA JUGA: Presiden Trump Sampaikan Belasungkawa pada Indonesia, Siap BantuKamu juga tidak perlu harus terjun langsung ke lapangan untuk mengirimkan bantuan, apalagi jika tidak memiliki pengalaman tanggap bencana.
Kondisi di daerah terdampak gempa dan tsunami, bisa menjadi trauma yang sangat membekas, bagi mereka yang tidak siap dan belum terbiasa.
Oleh karena itu, sebaiknya kamu mengirimkan bantuan lewat atau mengontak organisasi yang terpercaya atau memang bertugas memberikan bantuan.
Ada beberapa lembaga yang membuka layanan bantuan, misalnya Palang Merah Indonesia (PMI).
Lewat akunnya @PalangMerah, PMI menyediakan layanan dompet amal. Anda bisa mengirimkan sejumlah uang bantuan ke rekening yang telah diberikan.
Namun, jika ingin mengirimkan barang, sesuai dengan kebutuhan yang tadi disampaikan di atas, kamu bisa menitipkannya lewat Kapal Tol Laut Pelni.
Lewat akun Twitter-nya Pelni menulis bahwa kamu bisa menitipkan barang bantuan dari Pelabuhan Surabaya. Barang akan diangkut pada 5 Oktober 2018.
Bantuan disebut tidak hanya akan dibawa ke Palu, tetapi juga Donggala.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), bekerja dengan sebuah e-commerce, lewat akun Instagramnya juga menyediakan layanan pengiriman bantuan bagi rekan-rekan kita yang menjadi korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. (rh)