Gencatan Senjata Israel-Hamas, Pembebasan Sandera dan Tahanan Ditunda

Warga Palestina memeriksa kerusakan rumah yang hancur akibat serangan udara Israel di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 22 November 2023. (Foto: AP)

Qatar pada Kamis (23/11) mengatakan pengumuman mengenai dimulainya jeda pertempuran antara Israel dan Hamas serta pembebasan sandera dan tahanan mungkin akan dikeluarkan siang hari, setelah ada penundaan dalam penerapan kesepakatan itu yang juga dimaksudkan untuk membantu masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

“Perjanjian gencatan senjata yang dicapai akan diselesaikan dalam beberapa jam mendatang,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari.

Penasihat keamanan nasional Israel, Tzachi Hanegbi, mengatakan dalam sebuah pernyataan Rabu malam bahwa perundingan masih berlanjut dan sandera-sandera pertama yang ditawan Hamas di Gaza tidak akan dibebaskan setidaknya hingga Jumat.

Berdasarkan kesepakatan, Israel akan menghentikan untuk sementara serangan-serangannya terhadap Gaza selama empat hari. Hamas dijadwalkan membebaskan 50 perempuan dan anak-anak yang ditawannya dalam serangan Oktober lalu terhadap Israel, dan Israel diharapkan akan membebaskan 150 tahanan Palestina.

Kerabat, teman dan pendukung Ditza Heiman (84) yang disandera di Gaza sejak serangan militan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober, ikut serta dalam protes meminta pembebasan sandera Israel di Tel Aviv pada 22 November 2023. (Foto: AFP)

Tak satu pun identitas dari mereka yang akan dibebaskan itu yang diungkapkan. Tetapi para pejabat AS mengatakan mereka yakin sekitar sembilan sandera Amerika yang diduga ditawan Hamas akan termasuk di antara mereka yang dibebaskan.

Militer Israel pada Kamis mengatakan pihaknya melancarkan serangan udara terhadap 300 target Hamas dalam sehari terakhir, termasuk di antaranya terowongan, gudang, dan posisi-posisi antitank yang digunakan kelompok itu.

PM Israel Benjamin Netanyahu telah bertekad untuk memastikan Hamas tidak mampu menyerang Israel pada masa mendatang. Ia mengatakan dalam konferensi pers Rabu malam bahwa setelah berakhirnya masa gencatan senjata, militer Israel akan memulai kampanyenya di Gaza.

“Saya ingin menjelaskan. Perang masih berlanjut. Perang masih berlanjut. Kami akan melanjutkannya hingga kami mencapai seluruh tujuan kami,” kata Netanyahu.

BACA JUGA: Netanyahu Sebut Perang Lawan Hamas akan ‘Berlanjut’ Meski Terdapat Jeda Pertempuran

Israel memulai kampanye militernya untuk melenyapkan Hamas setelah kelompok yang oleh AS ditetapkan sebagai teroris itu melancarkan serangan melintas batas pada 7 Oktober. Israel mengatakan 1.200 orang tewas hari itu dan sekitar 240 sandera dibawa ke Gaza.

Kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 12 ribu orang Palestina, termasuk sedikitnya 5.000 anak-anak, telah tewas dalam ofensif militer Israel di Jalur Gaza.

Israel mengatakan jeda pertempuran selama empat hari akan diperpanjang satu hari lagi untuk setiap tambahan 10 sandera yang dibebaskan oleh Hamas. Komite Palang Merah Internasional mengatakan pihaknya dapat membantu setiap pembebasan.

BACA JUGA: Dunia Sambut Baik Gencatan Senjata Israel-Hamas

Kementerian Kehakiman Israel menerbitkan daftar 300 tahanan yang layak dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan itu, kebanyakan adalah remaja yang ditahan selama setahun ini karena melemparkan batu dan melakukan pelanggaran ringan lainnya. Berdasarkan UU Israel, masyarakat diberi waktu 24 jam untuk menyatakan keberatan atas pembebasan itu.

Militer Israel mengatakan telah menahan lebih dari 1.850 orang Palestina di Tepi Barat sejak perang dimulai, kebanyakan adalah mereka yang diduga sebagai anggota Hamas. Lebih dari 200 orang Palestina telah tewas di sana, kebanyakan dalam pertempuran yang dipicu oleh serangan milter. Serangan oleh para pemukim Yahudi juga meningkat.

Jeda pertempuran juga akan memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan mencapai warga Palestina di Gaza. Bantuan semacam itu telah sangat dibatasi sejak pertempuran dimulai. [uh/ab]