Gencatan Senjata Sementara di Yaman Beri Sedikit Kelegaan

Bangunan tradisional yang rusak akibat pertempuran yang berlangsung selama bertahun-tahun di kota ketiga Yaman yang dikepung pemberontak Taez, 9 Juni 2022. (Foto: Ahmad AL-BASHA/AFP)

Gencatan senjata sementara yang diberlakukan di seantero Yaman sejak 2 April telah meringankan sejumlah kesulitan. Akan tetapi negara itu masih menghadapi krisis pangan yang berbahaya, di mana 19 juta orang akan kelaparan, kata para pejabat PBB.

Ghada Eltahir Mudawi, penjabat direktur divisi operasi dan advokasi di Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, mengatakan dalam pertemuan mengenai Yaman di Dewan Keamanan PBB hari Selasa (14/6), bahwa 19 juta orang Yaman akan kelaparan. Dari jumlah itu, 160 ribu di antaranya “di ambang bencana kelaparan parah.”

Mudawi mengatakan, “Krisis kemanusiaan di Yaman sama parahnya dengan sebelum gencatan senjata. Kenyataannya, krisis dapat memburuk dalam waktu dekat. Membiarkan ini terjadi dapat bertentangan dengan momentum yang muncul dari gencatan senjata dan dapat merusak prospek kemajuan lebih lanjut. Sekarang ini, berbagai organisasi bantuan terutama khawatir oleh tanda-tanda berkembangnya kebutuhan, menyusutnya ruang kemanusiaan dan menurunnya anggaran. Kita perlu tindakan segera untuk mengatasi ketiganya.”

BACA JUGA: Penerbangan Komersial Pertama Lepas Landas dari Yaman

Tetapi gencatan senjata sementara, yang oleh pemerintah Yaman dukungan Saudi dan pemberontak Houthi dukungan Iran diperpanjang selama dua bulan pada 2 Juni lalu, memberi sedikit kelegaan.

Utusan Khusus PBB untuk Yaman Hans Grundberg mengatakan kepada Dewan, “Belum ada serangan udara yang dikukuhkan di dalam wilayah Yaman atau serangan lintas batas yang berasal dari Yaman sejak dimulainya kesepakatan, dan ada pengurangan korban warga sipil secara signifikan.” [uh/ka]