Gencatan Senjata Tingkatkan Potensi Tercapainya Kesepakatan Damai di Libya

Pasukan yang bersekutu dengan pemerintah yang didukung PBB di Tripoli, Libya, 12 Maret 2019. (Foto: Reuters)

Rusia mengatakan, kemajuan baik telah dibuat dalam perundingan Moskow mengenai gencatan senjata di Libya. Namun kesepakatan antara pasukan saingannya belum ditandatangani.

Rusia, yang mendukung orang kuat Khalifa Haftar di timur negara itu, membantu menengahi gencatan senjata bersama Turki. Turki sendiri berencana mengerahkan pasukan untuk membela saingan Haftar, pemerintah nasional yang didukung PBB yang bermarkas di Tripoli.

Perpecahan Libya tetap parah, dengan pemerintah saingannya yang dipersenjatai dengan kuat dan masing-masing didukung oleh semakin banyak kekuatan asing.

BACA JUGA: Gencatan Senjata Diberlakukan di Libya

Di timur, pasukan kuat Khalifa Haftar memperkuat posisi mereka di kota pesisir Sirte, yang mereka kuasai seminggu yang lalu. Haftar melancarkan serangan April lalu terhadap pemerintah nasional yang berpusat di Tripoli di bawah pimpinan Perdana Menteri Libya, Fayez Sarraj.

Tetapi ada harapan baru untuk perdamaian. Kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata hari Minggu pagi. Untuk Turki, campur tangan adalah tentang keunggulan wilayah, kata analis Claudia Gazzini dari International Crisis Group, yang berbicara kepada VOA melalui Skype.

Gazzini mengatakan, Turki juga berharap mencapai kesepakatan dengan pemerintah Libya yang dilaporkan menjelaskan batas-batas laut di Laut Tengah. [ps/ft]