Dalam asumsi dasar ekonomi makro di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019, pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen. Target ini naik sedikit dari outlook atau perkiraan pencapaian tahun 2018 pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pada 5,2 persen.
Menurut Menko Perekonomian Darmin Nasution dalam jumpa pers Nota Keuangan RAPBN 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (14/8), fokus pemerintah untuk mencapai target tersebut adalah dengan investasi dan memperbesar ekspor.
Darmin menjelaskan selama ini pemerintah telah berusahamenggenjot investasi dengan cara mempermudah izin investasi baikdalam maupun luar negeri dengan membuat Online Single Submission (OSS). Selain itu, pemerintah pun memberikanberbagai insentif fiskal seperti Tax Holiday, Tax Allowance, PPH Final UKM dan Super deduction.
"Insentif fiskal dan perijinan yang mudah itu, terutama ditujukan untuk mengisi industri yang kosong itu. Kalau di isi itu apa benefit nya? Selain ekonomi tumbuh lebih cepat , kita kemudian lebih kompetitif, industri kita lebih tinggi tingkatannya dan seterusnya," papar Darmin.
Di sisi lain, tekanan eksternal juga terus menghantui. Antara lain perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkokyang tentu berimbas kepada negara-negara berkembang seperti Indonesia.Untuk meredam dampak ini Darmin mengatakan pemerintahberusaha menggenjot eskpor, seperti ekspor batubara, dan memperlambat Impor.
"Memang beberapa bulan terakhir ini, adanya trade war antara AS-Tiongkok, tapi tidak berarti hanya dengan Tiongkok, ada juga dengan EU walaupun tidak setajam dengan Tiongkok. Kemudian ada normalisasi kebijakan moneter di negara maju, terutama Amerika Serikat. Dan ini semua membuat ada dinamika baru di perekonomian dunia, yang mengakibatkan arus modal bergerak keluar dari negara-negara emerging, melahirkan tekanan terhadap neraca pembayaran," tambah Darmin.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati mengatakanuntuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintahakan menaikkan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 5 persen pada tahun 2019. Berdasarkan catatannya, gaji PNS ini sudah dua tahuntidak mengalami kenaikkan. Padahal inflasi yang ada, telah membuat gaji PNS terus tergerus.
Menurutnya, kenaikkan gaji juga akan meningkatkankonsumsi rumah tangga sehingga daya beli masyarakat bisa terjaga.
"Gaji PNS 5 persen, itu adalah kenaikan gaji pokok, dan kenapa naik? Karena selama ini gak naik, ya makanya sekarang naik. Artinya ketika sudah dilihat dengan inflasi 3 persen itu kan sebetulnya gaji pokok sudah erosi, dan PNS selama ini mendapatkannya dari sisi tunjangan kinerja dan kalau soal itu, sebetulnya ini untuk adjustment selama ini sudah cukup tertahan," kata Sri Mulyani.
Selain kenaikkan gaji pokok, pemerintah juga akanmemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-masing. [gi/em]
Your browser doesn’t support HTML5