Gerakan 'Occupy Central' Duduki Jalanan Hong Kong

Para demonstran memegang poster-poster dalam demonstrasi yang dihadiri ribuan orang di depan kantor-kantor pemerintahan di Hong Kong (27/9). (Reuters/Bobby Yi)

Para pendukung demokrasi menuntut agar pemimpin China mengizinkan pemilihan umum demokratis penuh pada 2017 di Hong Kong.

Para tokoh gerakan demokrasi di Hong Kong Minggu (28/9) memulai protes sipil menentang keputusan China baru-baru ini yang menutup kemungkinan bagi reformasi demokrasi yang sesungguhnya di wilayah bekas jajahan Inggris itu.

Penyelenggara gerakan “Occupy Central with Love and Peace” mengatakan telah resmi mulai menduduki jalan-jalan di luar kantor-kantor pemerintah.

Gerakan itu tadinya berencana melakukan mogok duduk massal Rabu guna melumpuhkan distrik bisnis di pusat finansial Asia itu, tetapi kemudian mengambil keputusan kejutan, tampaknya dalam upaya memanfaatkan momentum demonstrasi lain oleh para mahasiswa di luar kompleks pemerintah yang didukung ribuan orang hanya dalam dua hari.

Para pendukung demokrasi menuntut agar pemimpin China mengizinkan pemilihan umum demokratis penuh pada 2017 di Hong Kong.

China, yang mengambilalih Hong Kong pada 1997, pernah berjanji pemimpin Hong Kong dapat dipilih lewat pencalonan publik. Tetapi parlemen China bulan lalu melarang pencalonan oleh publik, dan memutuskan calon-calon itu harus disaring oleh sebuah komisi yang setia pada Beijing.

Penyelenggara gerakan protes tanpa kekerasan itu menuntut agar Tiongkok mencabut keputusan tadi dan agar pemerintah Hong Kong memulai lagi dialog tentang reformasi politik.