Di Mountain Hope, Arkansas, sejumlah orang terlihat menunggang kuda di atas padang rumput yang hijau. Orang awam barangkali akan menduga, orang-orang itu semata sedang menggembalakan ternak. Namun sesungguhnya mereka sedang berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan.
“Istri saya dan saya sering menunggung kuda bersama. Itu saatnya bagi kami untuk pergi ke luar rumah dan menikmati apa yang telah diberika Tuhan kepada kami," kata Rick Byrd, seorang pengurus gereja koboi Bar None.
"Sungguh sebuah anugerah Tuhan memberi kami ladang ini, tanah ini. Puji Tuhan karena ini adalah bagian dari gaya hidup kami dan bagian dari gereja koboi. Tidak semua orang memiliki kuda, namun ada sesuatu mengenai kuda yang membuat semua orang merasakan damai," lanjutnya.
Gereja koboi bukanlah denominasi gereja Kristen, melainkan jenis gereja bagi orang-orang yang menyukai kebudayaan Barat dan seringkali tidak merasa nyaman berada dalam gereja tradisional.
“Sejumlah orang merasa mereka tidak pantas pergi ke gereja. Gereja tradisional sering mempersoalkan perceraian, minum bir atau hal-hal lain yang bersifat duniawi. Itu semua kan tidak membuat Anda masuk neraka. Tapi kalau Anda tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan dan penyelamat Anda, Anda masuk neraka," kata Byrd.
Byrd mengatakan gereja koboi pada prinsipnya mengajak umat Kristen untuk beribadah tanpa khawatir merasa dihakimi, dan mendapat cibiran atau pandangan negatif dari pihak lain.
BACA JUGA: Empati kepada Tunawisma, Gereja di AS Buat Kegiatan Tidur di Alam Bersama“Dulu saya pernah berpikir, ketika saya kecil, kenapa sejumalh gereja dilengkapi lapangan basket. Tujuannya ternyata adalah untuk mengumpulkan anak-anak di lapangan basket, dan memperkenalkan mereka ke Yesus Kristus. Analoginya persis seperti itu. Kami membawa mereka ke arena berkuda, dan mendalami ajaran Kristen. Kami menyebutnya Church in the Dirt," kata Byrd.
Gereja koboi adalah fenomena yang berkembang pesat di kawasan pedesaan di Amerika. Survei-survei menunjukkan, sementara sejumlah denominasi mengalami penyusutan dalam jumlah anggota, gereja koboi semakin banyak bermunculan. Di berbagai penjuru AS kini ada lebih dari 1.000 gereja koboi. Sementara gereja-gereja tradisionil kecil hanya dihadiri 50-60 orang pada setiap misanya, jemaat gereja koboi bisa mencapai 1.500 orang
Berbeda dengan gereja pada umumnya, suasana gereja koboi sangat kasual. Apa yang diistilahkan sebagai gereja oleh para pengikutnya seringkali hanya berupa rumah jual-beli ternak, arena rodeo, gedung pertunjukkan musik kantri atau arena api unggun. Pendeta dan jemaatnya sering menggunakan sepatu bot, jin, dan topi koboi. Acara pembaptisan sering dilangsungkan di ember air nimum kuda, dan pernikahan sering dilakukan dengan menunggang kuda.
Musik merupakan bagian penting dari kegiatan misa. Namun jangan berharap, Anda akan mendengar suara piano atau organ di sana. Anda kemungkinan akan mendengar suara gitar, biola, akordion, dan atau harmonika, yang mengiringi lagu gospel berirama kantri.
Gereja koboi di Waxahachie, Texas, bahkan mengambil langkah lebih ekstrem. Di sela-sela kalender gereja yang penuh dengan kegiatan pertemuan, berdoa dan studi Injil, pengelolanya menawarkan program rodeo dan melempar tali laso. Pada musim panas lalu mereka juga menggelar Cowabunga, sebuah program musim panas bagai anak-anak untuk mempelajari Injil sekaligus hidup di kawasan pertanian.
Gereja koboi baru-baru ini juga merilis buku “Learning the Ropes Bible” atau “Mempelajari Tali-temali Injil”. Buku itu menganalogikan tali sebagai alat penting dalam kehidupan koboi, dengan mengutip Surat Yakobus, pasal 1 ayat 22 yang mengatakan “Jangan hanya mendengarkan perintah Tuhan. Lakukan apa yang diperintahkannya. Jika tidak, kalian membodohi diri sendiri.”
BACA JUGA: Bangunan Gereja Notre Dame Mungkin Tidak Bisa Seluruhnya DiselamatkanRick Byrd merasa sejak mengenal gereja koboi, kebutuhan spiritualnya terpenuhi.
“Seperti selalu kita lakukan, kita memulainya dengan doa. Tuhan kami berterima kasih untuk hari ini, terutama terima kasih karena kau hadir di arena ini. Selalu lah bersama kami. Lindungi kami. Lindungi ternak-ternak kami. Lindungi kuda-kuda kami. Biarkan kami menikmati kesenangan dan keagunganmu. Kepada Yesus Kristus kami berdoa. Amin," kata Byrd. [ab/uh]