Gerhana matahari kedua dalam enam bulan terakhir, disebut gerhana "cincin api", terlihat di Australia dan Pasifik.
SYDNEY —
Para pengamat langit di Australia merupakan beberapa yang beruntung menyaksikan gerhana matahari Jumat (10/5) saat bulan bergeser antara Bumi dan matahari, menghalangi semuanya kecuali cincin cahaya yang menakjubkan.
Peristiwa langit tersebut, dikenal sebagai gerhana “cincin api”, merupakan gerhana matahari kedua yang terlihat dari Australia utara dalam enam bulan terakhir. November lalu, gerhana matahari total membuat daerah timur laut negara itu diliputi kegelapan, membuat semangat pegiat astronomi dan turlis yang sengaja datang dari seluruh dunia untuk menyaksikannya.
Gerhana pada Jumat, juga disebut gerhana matahari annulus (melingkar), tidak dianggap sepenting atau seilmiah gerhana November, karena bulan terlalu jauh dari Bumi sehingga terlihat terlalu kecil untuk benar-benar menutupi matahari. Tidak seperti gerhana matahari total, yang benar-benar mengubah siang menjadi malam, gerhana annulus hanya membuat cahaya matahari lebih temaram.
“Gerhana matahari total secara keseluruhan jauh lebih spektakuler dan emosional,” ujar Andrew Jacob, astronom dari Sydney Observatory. Tetap saja, ujarnya, gerhana Jumat “akan memberi Anda cincin cahaya yang indah di langit.”
Di pos-pos terdepan di Australia, ilmuwan dan pengamat berkumpul untuk melihat gerhana mulai memperlihatkan bayangan selebar 200 kilometer pada saat matahari terbit di Australia barat, sebelum bergerak ke timur menuju teritori utara dan bagian atas negara bagian Queensland. Bayangan tersebut akan meluncur ke Papua Nugini, Kepulauan Solomon, negara pulau kecil Kiribati dan akhirnya berakhir di daerah tak berpenghuni di Samudera Pasifik.
Gerhana berakhir antara tiga dan enam menit, bergantung pada lokasi, dan menutupi 95 persen matahari pada puncaknya. Gerhana sebagian terlihat oleh warga di beberapa bagian Australia, Indonesia, Selandia Baru dan Pasifik Selatan. (AP/Kristen Gelineau)
Peristiwa langit tersebut, dikenal sebagai gerhana “cincin api”, merupakan gerhana matahari kedua yang terlihat dari Australia utara dalam enam bulan terakhir. November lalu, gerhana matahari total membuat daerah timur laut negara itu diliputi kegelapan, membuat semangat pegiat astronomi dan turlis yang sengaja datang dari seluruh dunia untuk menyaksikannya.
Gerhana pada Jumat, juga disebut gerhana matahari annulus (melingkar), tidak dianggap sepenting atau seilmiah gerhana November, karena bulan terlalu jauh dari Bumi sehingga terlihat terlalu kecil untuk benar-benar menutupi matahari. Tidak seperti gerhana matahari total, yang benar-benar mengubah siang menjadi malam, gerhana annulus hanya membuat cahaya matahari lebih temaram.
Di pos-pos terdepan di Australia, ilmuwan dan pengamat berkumpul untuk melihat gerhana mulai memperlihatkan bayangan selebar 200 kilometer pada saat matahari terbit di Australia barat, sebelum bergerak ke timur menuju teritori utara dan bagian atas negara bagian Queensland. Bayangan tersebut akan meluncur ke Papua Nugini, Kepulauan Solomon, negara pulau kecil Kiribati dan akhirnya berakhir di daerah tak berpenghuni di Samudera Pasifik.
Gerhana berakhir antara tiga dan enam menit, bergantung pada lokasi, dan menutupi 95 persen matahari pada puncaknya. Gerhana sebagian terlihat oleh warga di beberapa bagian Australia, Indonesia, Selandia Baru dan Pasifik Selatan. (AP/Kristen Gelineau)