Guatemala secara meriah meresmikan pembukaan kedutaan besarnya di Yerusalem, Rabu (16/5). Langkah ini memberi dukungan diplomasi bagi Israel yang sedang menghadapi kecaman internasional menyusul kekerasan yang menelan korban jiwa di perbatasan Gaza.
Pemerintahan Presiden Guatemala, Jimmy Morales meresmikan kedutaan itu hanya dua hari setelah sebuah delegasi berpengaruh AS hadir menyaksikan pengalihan kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pada acara peresmian kedutaan itu, PM Benjamin Netanyahu menyatakan Guatemala sebagai kelompok negara yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Netanyahu berjanji, ia akan mengingat keputusan Gutaemala tersebut, dan akan terus menganggapnya sebagai teman.
Israel selalu mengklaim Yerusalem sebagai ibukotanya, namun kebanyakan negara menempatkan kedutaan mereka di Tel Aviv karena status Yerusalem yang terus disengketakan.
Israel merebut Yerusalem timur pada perang Timur Tengah 1967 dan kemudian menganeksasinya, sebuah langkah yang tidak diakui masyarakat internasional. Palestina menginginkan Yerusalem timur sebagai ibukota negara masa depan mereka, dan menganggap pemindahan kedubes AS ke Yerusalem membatalkan peran AS sebagai mediator perdamaian di Timur Tengah. [ab/uh]