Pria remaja bersenjata yang menewaskan sedikitnya 19 anak dan dua orang dewasa memperingatkan dalam pesan pribadi di jaringan sosial sesaat sebelumnya bahwa dia akan melakukan penembakan di sebuah sekolah dasar, kata Gubernur Texas Greg Abbott pada Rabu (25/5).
Abbott menggambarkan Salvador Ramos sebagai anak putus sekolah yang berusia 18 tahun. Gubernur menyalahkan masalah kesehatan mental atas serangan Ramos pada Selasa (24/5) di Sekolah Dasar Robb di kota kecil Uvalde, Texas, yang berakhir ketika seorang agen Patroli Perbatasan AS menembak mati Ramos.
Namun Abbott mengatakan para pejabat belum menemukan masalah perawatan kesehatan mental yang terdaftar secara resmi tentang Ramos, meskipun berbagai outlet berita melaporkan bahwa kadang-kadang Ramos secara acak menembakkan senjata BB ke orang-orang di jalan-jalan Uvalde dan melemparkan telur ke mobil. Kenalan remaja itu mengatakan dia marah karena dia gagal menyelesaikan pelajaran yang cukup untuk bisa lulus minggu ini bersama teman-teman sekelasnya.
Abbott mengatakan bahwa 30 menit sebelum Ramos menyerbu ke sekolah, dia mengunggah pesan di Facebook yang mengatakan, “Saya akan menembak nenek saya,” dan kemudian melepaskan tembakan ke wajahnya. Ramos tinggal bersama neneknya, Celia Martinez, 66, yang selamat dari serangan itu dan kini dirawat di rumah sakit. Dia dilaporkan dalam kondisi serius.
BACA JUGA: Tragedi Penembakan Texas: Jiwa-jiwa Tak Berdosa yang Pergi Terlalu Dini
Beberapa saat kemudian, Ramos mengatakan dalam pesan lain, “Saya telah menembak nenek saya.”
Kemudian, dalam pesan ketiga, Ramos memperingatkan, “Saya akan melakukan penembakan di sebuah sekolah dasar,” kata Abbott.
Andy Stone, juru bicara perusahaan induk Facebook, Meta, mengklarifikasi bahwa pesan teks dikirim ke satu orang tetapi tidak mengungkapkan platform Meta mana yang digunakan pria bersenjata itu.
Setelah Ramos menabrakkan mobilnya di selokan dekat sekolah, petugas polisi yang dipekerjakan oleh distrik sekolah “menghadapi pria bersenjata itu.” Ada laporan yang saling bertentangan tentang apakah terjadi baku tembak. Ramos kemudian membawa senjata serbu ke sekolah dan membunuh para korbannya di kelas empat yang sama, kata seorang pejabat penegak hukum kepada CNN.
Abbott mengatakan 17 lainnya terluka dalam serangan itu, tetapi tidak ada yang mengalami cedera yang mengancam jiwa. Seorang juru bicara Departemen Keamanan Publik Texas mengatakan yang terluka termasuk “beberapa anak” yang selamat dari tembakan di ruang kelas mereka.
Kontrol senjata dan penjualan senjata adalah salah satu masalah yang paling diperdebatkan dalam politik AS, dan tidak terkecuali dalam konferensi pers dengan Gubernur Abbott. Ketika Gubernur itu, seorang advokat hak pemilikan senjata, selesai berbicara, Beto O'Rourke, lawannya dari Partai Demokrat dalam pemilihan Gubernur bulan November, berteriak kepadanya, “Kamu tidak melakukan apa-apa!” untuk mencegah kekerasan bersenjata.
“Abbott membuatnya lebih mudah untuk membawa senjata di depan umum,” kata O'Rourke di Twitter. “Saat untuk menghentikan pembantaian berikutnya adalah sekarang.”
BACA JUGA: Survei: Banyak Dukungan, namun Harapan Menipis Soal Pengetatan Kepemilikan Senjata di AS
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Rabu bahwa dia dan Ibu Negara Jill Biden akan mengunjungi Texas “dalam beberapa hari mendatang.” Dia menambahkan bahwa “gagasan bahwa seorang anak berusia 18 tahun dapat masuk ke toko dan membeli senjata perang yang dirancang dan dipasarkan untuk membunuh adalah, saya pikir, sangat salah, sangat melanggar akal sehat.”
“Amandemen Kedua tidak mutlak,” kata Biden saat dia menyerukan pembatasan baru pada kepemilikan senjata. Ketika amandemen konstitusi ditulis, dia mengatakan, “Anda tidak dapat memiliki meriam. Anda tidak dapat memiliki jenis senjata tertentu. Selalu ada batasan. Tapi coba tebak — tindakan yang telah kita lakukan sebelumnya itu menyelamatkan nyawa. Kita bisa melakukannya lagi.”
Tidak segera jelas bahwa pembunuhan massal terbaru itu akan mengubah pikiran setiap Senator Republik yang beroposisi, yang pada masa lalu telah memblokir RUU kepemilikan senjata yang lebih ketat yang diinginkan oleh Biden dan senator Demokrat.
Setidaknya 10 anggota Senat dari Partai Republik perlu bergabung dengan semua 50 Demokrat untuk meloloskan undang-undang kepemilikan senjata. [lt/ab]