Presiden Joko Widodo mulai Sabtu (14/5) akan melawat ke China untuk menghadiri “Belt and Road Forum for International Cooperation” sekaligus bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
Guna memperat kerjasama pembangunan infrastruktur, Presiden Joko Widodo akan melawat ke China 14-15 Mei ini. Dalam konferensi pers di Kemenlu RI Jumat (12/5), juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan “Belt and Road Forum for International Cooperation” (OBOR) akan dihadiri oleh 29 negara.
"Kehadiran Indonesia di sana tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kerja sama bagi percepatan pembangunan infrastruktur nasional terkait pelabuhan, jalur kereta, jalan tol, dan sebagainya. Selain itu, Indonesia menghadiri pertemuan tersebut untuk dapat dukungan dari implementasi rencana induk konektivitas dan pembangunan infrastuktur nasional," kata Arrmanatha Nasir.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri Edi Yusup mengatakan forum itu akan dibagi dalam tiga pembahasan, yaitu soal strategi kebijakan untuk kerja sama lebih erat, upaya mempererat hubungan antar warga negara dan soal kerjasama konektivitas untuk pembangunan interkonektivitas. Presiden Joko Widodo diminta menyampaikan pandangannya pada sesi pertama dan kedua.
Di sela-sela acara itu Presiden Joko Widodo direncanakan akan bertemu dengan Presiden Jinping, Presiden Swiss, Presiden Fiji, Sekretaris Jenderal LDP (Partai Demokratik Liberal) Jepang, dan Direktur Pelaksana IMF (Dana Moneter Internasional).
"Pertemuan dengan Presiden Jinping, fokusnya akan lebih diarahkan pada kerja sama perdagangan dan investasi. Juga menindaklanjuti kesepakatan-kesepakatan telah dicapai pada pertemuan sebelumnya, terutama untuk meningkatkan perdagangan produk-produk pertanian Indonesia ke RRT," kata Edi Yusup.
Sesuai kesepakatan dicapai tahun lalu, tambah Edi, China akan membuka akses pasar produk-produk pertanian Indonesia, khususnya ssarang burung walet, buah naga, durian, dan produk susu. Untuk sarang burung walet, ekspornya sudah mencapai US$ 36 juta pada 2016 dan kecenderungannya terus meningkat.
Sementara pasar yang belum terbuka adalah untuk komoditas buah naga, durian, manggis, dan nanas. Indonesia berniat mendorong China untuk membuka pasar bagi komoditas tersebut.
Selain itu Indonesia juga berencana meningkatkan kerjasama dengan China dalam investasi di bidang infrastruktur, terutama terkait proyek konektivitas industri dan pariwisata di Sumatera Utara, proyek konektivitas industri dan pariwisata di Manado, Sulawesi Utara, proyek MRT Bandung-Jakarta, pembangunan empat bendungan di Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Riau, dan Sulawesi Tenggara.
Your browser doesn’t support HTML5
Dalam pertemuan bilateral kedua kepala negara nanti, akan ditandatangani beberapa nota kesepahaman antara Bappenas dan Kementerian Perdagangan China, yang isinya mencakup kerjasama untuk melaksanakan studi kelayakan atas proyek-proyek infrastruktur.
“Belt and Road Forum for International Cooperation” diluncurkan pertama kali pada 30 November 2016 di ibukota Washington DC, Amerika Serikat. Forum ini bertujuan menghubungkan Asia dan Eropa dalam jaringan jalan, kereta, pipa, bandar udara, pelabuhan, kabel lisgtrik, dan kabel optik komunikasi. Atau dengan kata lain untuk menghidupkan kembali Jalur Sutera, yang dulu sempat menjadi urat nadi perdagangan antara Asia Tengah dan Timur Tengah. [fw/em]