Spanyol, Selasa (13/7) meminta Kuba untuk membebaskan seorang jurnalis yang ditangkap di Havana sewaktu sedang meliput demonstrasi terbesar dalam puluhan tahun ini di negara komunis tersebut.
Camila Acosta, yang bekerja untuk harian Spanyol yang berhaluan kanan, ABC, ditahan polisi pada Senin malam.
Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares meminta Kuba agar segera membebaskan Acosta dan menghormati hak-hak para demonstran.
“Spanyol membela hak untuk berdemonstrasi secara bebas dan damai dan meminta pihak berwenang Kuba agar menghormatinya,” cuit Albares. “Kami menuntut pembebasan segera Camila Acosta,” lanjutnya.
Pemerintah Kuba menindak keras para aktivis pada Senin malam setelah protes massal yang menarik kehadiran ribuan orang pada akhir pekan lalu.
Acosta, yang di Twitter menyebut dirinya sebagai wartawan independen Kuba, telah menyampaikan laporan untuk ABC selama enam bulan. Ia mengunggah foto-foto kerusuhan di media sosial sewaktu ia ditahan.
Penangkapan Acosta mendorong kecaman internasional dari kalangan politisi dan organisasi media, sementara ABC menyatakan ia tidak ambil bagian dalam protes dan hanya mendokumentasikannya.
ABC mengetahui bahwa Acosta ditangkap pada sekitar pukul 8 malam hari Senin. “Ia keluar untuk meliput, bukan untuk bergabung dalam demonstrasi,” kata Alexis Rodriguez, redaktur internasional ABC kepada VOA hari Selasa. “Kami diberitahu bahwa ia telah ditangkap karena kejahatan terhadap keamanan negara.”
Pihak berwenang Kuba kemudian mengubah dakwaan itu menjadi penghinaan dan mengganggu ketertiban umum, yang diancam dengan hukuman penjara tiga hingga enam tahun. Rodriguez mengatakan surat kabarnya “sangat prihatin” karena salah seorang jurnalisnya ditahan dan meminta pemerintah Spanyol agar berusaha sekuat tenaga untuk membebaskan Acosta. [uh/ab]