Luhut Binsar Panjaitan telah diutus oleh calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo untuk bertemu dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, guna membahas penyelenggaraan pemilu ini.
Meski begitu, Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo mengatakan bahwa pertemuan yang seharusnya terjadi hari Minggu (21/4) tertunda, lantaran Prabowo sedang sakit flu. Ia tidak merinci sakit yang diderita atau kapan rencana pertemuan berkutnya.
Ia hanya mengatakan pertemuan akan terwujud jika Prabowo sudah sehat kembali.
“Pak Luhut mau ketemu Pak Prabowo? Sebagai utusan Presiden ya? Ya saya kira Pak Prabowo kan berhalangan ya, saya kira menunggu dulu deh, kalau sudah, nanti dia kasih kesempatan. Kalau gak salah Pak Prabowo gak enak badan, kita tunggu dia sampai sehat kembali,” ungkap Hashim dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (22/4).
BACA JUGA: Jokowi Kirim Utusan untuk Bertemu PrabowoSementara itu, Luhut Binsar Panjaitan mengaku sudah menelepon Prabowo Subianto untuk menjadwalkan bertemu. Ia pun mengakui bahwa rencana pertemuan itu batal, karena Prabowo masih sakit. Luhut menjelaskan pembicaraannya dengan Prabowo lewat telepon berlangsung santai, malah ada canda dan tawa di situ.
Ditambahkannya, dalam pembicaraannya lewat telepon dengan Prabowo keduanya membahas soal pilpres agar berlangsung secara aman dan juga damai. Menurutnya, sosok Prabowo adalah seorang pemimpin yang bisa bersikap rasional sehingga ia yakin bahwa pilpres ini akan berakhir dengan keadaan yang cukup baik.
“Pak Prabowo kan orang baik, jadi saya hanya titip saja sebenarnya mau bilang ya jangan terlalu didengerin lah kalau pikiran-pikiran yang terlalu gak jelas basisnya. Karena Pak Prabowo orang rasional juga. Bagaimana pun Pak Prabowo itu harus menjadi bagian sejarah Republik Indonesia karena Pak Prabowo itu seorang pemimpin juga. Beliau itu aset bangsa, beliau itu patriot, patriotisme gak bisa dipungkiri, kepedulian pada republik ini gak bisa dipungkiri, jadi sebenarnya saya hanya melakukan itu saja. Yang lain berkembang pembicaraan kami. Yang saya kenal Pak Prabowo orang yang sangat rasional dan biasa diajak berpikir dengan jernih, jadi bukan seorang pemimpin yang tidak bisa diajak berpikir,” ungkap Luhut.
BACA JUGA: Film “Sexy Killers” Ungkap Elit Politik di Balik Batu BaraLuhut juga menghimbau kepada para elite politik di tanah air, untuk tidak terprovokasi dengan hal apapun sehingga pelaksanaan pesta demokrasi di Indonesia setiap lima tahun sekali ini dapat berjalan dengan lancar hingga selesai nanti.
Hashim: Pemilu 2019 Berlangsung Tidak Jujur, Tidak Transparan dan Tidak Adil
Sementara itu, Hashim juga menilai bahwa pemilu 2019 ini telah berlangsung tidak jujur, tidak transparan dan tidak adil. Ini terlihat dari banyaknya kecurangan yang ditemukan pihak BPN Prabowo-Sandi seperti perbedaan hasil hitungan C1 dengan input data yang direkapitulasi dalam website KPU dan suara Jokowi-Maruf yang selalu menang.
Lebih lanjut ia juga menambahkan adanya 17,5 juta DPT bermasalah yang sempat dilaporkan kepada KPU tetapi hingga saat ini tidak diselesaikan. Bahkan pihaknya mencurigai bahwa selisih suara yang tercantum pada setiap quick count yang ada, berasal dari DPT bermasalah tersebut.
“Kami khawatir dan kami mencurigai, kami cemas bahwa angka selisih yang quick count itu, itu diambil dari 17,5 juta nama itu. 17,5 juta dari 192 di DPT adalah 9 persen. Kami sudah berapa kali bahas dengan KPU juga dengan Bawaslu bahwa masalah 17,5-18,8 juta nama bermasalah itu tetap bermasalah. Itu belum ditanggulangi, belum diselesaikan, dan belum tuntas. Itu saya kira perlu masyarakat sadar, masalah ini masih timbul, belum selesai,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Hashim mengkonfirmasi bahwa hubungan Prabowo dengan Sandiaga Uno hingga saat ini baik-baik saja. Ketidakhadiran Sandiaga dalam beberapa kesempatan dikarenakan kesehatan Sandiaga yang menurun. Selain itu, ia juga tegaskan bahwa koalisi Indonesia Adil Makmur tetap berjalan dengan solid, terutama dengan Partai Demokrat.
Your browser doesn’t support HTML5
“Pak Sandi Uno tiba-tiba lelah. Dia sampai tertidur di atas, lantai dua rumahnya Pak Prabowo, di Kertanegara. Tidak ada masalah dia tidak muncul. Maaf ya yang sebarkan hoaks itu siapa sih? Ujaran kebencian dan hoaks itu siapa sih? Dengan Demokrat? Ferdinand Hutahean kan hadir di hadapan anda, saya sudah bilang tegaskan di depan anda, tidak ada masalah dengan Demokrat. Itu juga juga hoaks, sudahlah, kita sudah langganan lah hoaks. Surat Pak SBY? Pak Ferdinand sudah tegaskan tidak benar itu. Ferdinand tetap ikut dalam BPN, hadir juga. Imelda (Demokrat) sekarang juga ada, saya kira tidak ada masalah itu,” tegas Hashim. (gi/em)