Aliansi yang dipimpin oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin oleh Perdana Menteri India Narendra Modi diperkirakan akan memenangkan suara dalam pemilihan umum yang berakhir pada Sabtu (1/6) di New Delhi, menurut hasil hitung cepat televisi. Hasil itu diperkirakan lebih bagus dari yang diharapkan oleh para analis.
Sebagian besar hitung cepat memperkirakan Aliansi Demokratik Nasional (NDA) yang berkuasa bisa memenangkan dua pertiga mayoritas di majelis rendah parlemen yang beranggotakan 543 orang, di mana diperlukan 272 suara untuk mencapai mayoritas sederhana. Mayoritas dua pertiga suara akan memungkinkan pemerintah untuk melakukan amandemen konstitusi yang luas.
Ringkasan dari lima hitung cepat utama memperkirakan NDA dapat memperoleh antara 353 dan 401 kursi, jumlah yang kemungkinan akan mendorong pasar keuangan ketika dibuka kembali pada Senin. NDA memenangkan 353 kursi pada Pemilu 2019, di mana BJP memperoleh 303 kursi.
Tiga dari lima hitung cepat memproyeksikan BJP sendiri bisa menang lebih banyak dari 303 jajak pendapat yang dimenangkannya pada 2019.
Aliansi oposisi "INDIA" yang dipimpin oleh partai Kongres pimpinan Rahul Gandhi diperkirakan akan memenangkan antara 125 dan 182 kursi.
Hasil hitung cepat, yang dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian opini, memiliki catatan yang tidak konsisten di India karena sering kali hasilnya tidak akurat. Para analis mengatakan bahwa menjadi tantangan untuk menghasilkan prediksi yang tepat di negara yang besar dan beragam ini.
Dalam pernyataan pertamanya setelah pemungutan suara selesai, Modi menyatakan kemenangan tanpa merujuk pada hasil hitung cepat.
“Saya dapat mengatakan dengan yakin bahwa rakyat India telah memberikan suara dalam jumlah besar untuk memilih kembali pemerintahan NDA,” katanya di X, tanpa memberikan bukti atas klaimnya.
BACA JUGA: Jumlah Pemilih dalam Pemilu di Kashmir India Catat Rekor Terbaru“Aliansi INDI yang oportunistik gagal mencapai kesepakatan dengan para pemilih. Mereka adalah penganut kasta, komunal, dan korup,” tulisnya.
Survei pra-pemilu menunjukkan bahwa BJP kemungkinan akan dengan mudah mempertahankan mayoritasnya dalam pemilu. Namun, partai tersebut dihadapkan pada kampanye yang bersemangat dari aliansi "INDIA", yang menimbulkan keraguan tentang seberapa ketatnya persaingan yang akan terjadi. Banyak analis politik memperkirakan bahwa selisih suara kemenangan BJP akan lebih sempit atau mendekati perolehan suara pada 2019.
Pihak oposisi menolak hasil hitung cepat tersebut, dan sebelum publikasi mereka menyebutnya "terencana". Sebagian besar partai oposisi menuduh saluran berita utama India bersikap tidak adil dan memihak kepada Modi, tuduhan yang dibantah oleh saluran tersebut. Mereka juga menyatakan bahwa hasil hitung cepat di India sebagian besar tidak ilmiah.
"Ini adalah hasil hitung cepat pemerintah, ini adalah hitung cepat Narendra Modi," ujar Supriya Shrinate, kepala media sosial Kongres, kepada kantor berita ANI, di mana Reuters memiliki saham minoritas. [ah/ft]