Hasil pemilihan umum mulai bermunculan pada Selasa (5/11) malam dalam persaingan ketat antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump. Keduanya mencatat kemenangan awal di daerah pemilihan masing-masing dalam pemilu bersejarah yang dapat membuat AS memilih presiden perempuan pertamanya.
Trump, yang berupaya kembali ke Gedung Putih setelah kekalahannya pada tahun 2020, menang di negara bagian asalnya Florida dan meraih 30 suara elektoral negara bagian itu. Harris, seperti yang diperkirakan, menang di beberapa negara bagian yang lebih kecil di Pantai Timur. Kandidat yang menang membutuhkan 270 dari 538 suara elektoral untuk menang. Beberapa negara bagian diperkirakan tidak akan menyelesaikan penghitungan suara sebelum Rabu (6/11). Pemenang akan memulai masa jabatan presiden empat tahun pada bulan Januari mendatang.
Para analis politik memperkirakan bahwa persaingan akan berlangsung di tujuh negara bagian yang paling diperebutkan, di mana survei menunjukkan kedua kandidat berselisih 2 poin persentase satu sama lain – membuat hasil di sana terlalu ketat untuk diprediksi.
Jim Kessler, wakil presiden bidang kebijakan di lembaga kajian Third Way, mengatakan kepada VOA pada Selasa malam bahwa Harris menawarkan sesuatu yang baru bagi kelompok demografi pemilih tertentu.
BACA JUGA: Ancaman Bom dari Rusia, Video Rekayasa Bertujuan Kacaukan Pemilu AS"Saya pikir sebagian alasannya adalah karena dia seorang perempuan, dan perempuan kulit berwarna," katanya tentang Harris, yang merupakan keturunan campuran kulit hitam dan Asia Selatan. "Dan saya pikir banyak perempuan yang senang dengan hal itu."
Poin lain yang menguntungkannya, katanya, adalah keputusan Mahkamah Agung tahun 2022 untuk membatalkan akses aborsi yang dilindungi federal. Harris telah berkampanye dengan platform untuk mengkodifikasi perlindungan tersebut menjadi undang-undang.
"Sejak keputusan itu, Demokrat telah unggul dalam jajak pendapat umum, antara lain karena jumlah perempuan yang datang ke TPS lebih banyak daripada laki-laki, terutama dibandingkan dengan pemilihan sebelumnya," katanya.
Trump, yang memberikan suara di Florida pada hari Selasa, mengatakan bahwa ia yakin dengan kinerjanya.
Ia mengatakan kepada wartawan, "Jika ini adalah pemilihan yang adil, saya akan menjadi orang pertama yang mengakui" hasil tersebut, meskipun tidak jelas apa yang mungkin memenuhi definisi itu. Kritikus dari partai Demokrat mengatakan bahwa mereka memperkirakan Trump akan menentang hasil tersebut kecuali jika ia menang.
Baik Harris maupun Trump telah mengumpulkan banyak pengacara pemilu yang berpengalaman untuk menentang segala penyimpangan yang mereka yakini dapat memengaruhi hasil yang merugikan kandidat mereka.
Lebih dari 83 juta orang Amerika memberikan suara awal sebelum hari Selasa, baik secara langsung di TPS atau melalui pos.
Jumlah tersebut lebih dari setengah dari 158 juta orang yang memberikan suara pada pemilihan tahun 2020, ketika Presiden Joe Biden mengalahkan Trump. Itu adalah kemenangan Demokrat yang hingga hari ini menurut Trump ia dicurangi oleh aturan pemungutan suara dan penghitungan suara yang curang.
Biden tetap berada di Gedung Putih sepanjang hari dan tidak tampil di depan publik.
Kemenangan Trump akan menjadikannya presiden kedua yang menjabat dua masa jabatan yang tidak berturut-turut, setelah Grover Cleveland pada tahun 1880-an. Ia juga akan menjadi orang pertama yang divonis bersalah dalam kasus kriminal yang menjadi presiden, sementara ia menunggu vonis hukuman pada akhir November setelah dinyatakan bersalah atas 34 dakwaan terkait pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang film porno menjelang pencalonannya yang sukses pada tahun 2016.
Harris selama berminggu-minggu mengwklaim bahwa dirinya adalah pihak yang tidak diunggulkan dalam kampanye tersebut, tetapi belakangan ia menyatakan lebih optimistis dan kini mengatakan bahwa ia berharap untuk menjadi presiden ke-47 negara tersebut.
Pemilihan presiden AS tidak diputuskan oleh suara rakyat nasional, tetapi melalui Dewan Elektoral, yang mengubah pemilihan menjadi kontes di 50 negara bagian, dengan 48 negara bagian memberikan semua suara elektoral mereka kepada pemenang di negara bagian tersebut. Nebraska dan Maine mengalokasikan suara mereka berdasarkan penghitungan suara di seluruh negara bagian dan distrik kongres.
Jumlah suara elektoral di setiap negara bagian didasarkan pada populasi, sehingga negara bagian terbesar memiliki pengaruh paling besar dalam menentukan hasil nasional secara keseluruhan. Selain 19 suara elektoral yang dipertaruhkan di Pennsylvania, dua negara bagian penting lainnya, Georgia dan North Carolina, masing-masing 16 suara, dan Michigan 15 suara.
Para pemilih yang tinggal di dekat ibu kota Amerika mengatakan kepada VOA bahwa pelaksanaan demokrasi mereka menyenangkan.
Pemungutan suara "merupakan proses yang lancar," kata Neil Puri, pemilih di Arlington, Virginia. “Kesopanan. Membuat orang kembali saling menghormati dan memilih dengan cinta, bukan berdasarkan garis partai."
Dan di Alabama – negara bagian yang dimenangkan Trump pada awal malam – Pendeta Robby Boyd mengatakan kepada VOA bahwa ia yakin akan hasil yang lancar.
“Kekhawatiran terbesar saya adalah akan ada pertanyaan yang muncul siapa pun yang menang, akan ada pertanyaan atau tuduhan penipuan,” katanya. “Kita tidak ingin itu terjadi. Saya hanya berdoa agar pemenangnya sangat jelas, sehingga kita dapat bergerak maju sebagai negara.” [uh/rs]
Jurnalis VOA Kim Lewis berkontribusi pada laporan ini