Stok dan harga bahan pangan sepanjang Februari 2014 stabil, menurut Menteri Koordinasi bidang Perekonomian, Hatta Rajasa.
JAKARTA —
Usai rapat koordinasi mengenai pangan yang berlangsung di Jakarta, Rabu malam (5/3), Menteri Koordinasi bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan, stok dan harga bahan pangan pada Februari 2014 stabil dan kondisi tersebut juga akan bertahan pada bulan-bulan mendatang.
Diakui Hatta, distribusi pada Desember 2013 dan Januari 2014 terhambat akibat cuaca ekstrem sehingga stok dan harga bahan pangan terganggu.
“Pantauan dan laporan dari seluruh tanah air tidak terdapat tanda-tanda sedikitpun gangguan-gangguan ketersediaan bahan pangan pokok kita, dan harga-harga relatif stabil. Itu pula yang membuat inflasi pada Februari kemarin relatif rendah dibandingkan dengan pada Januari. Kita akan memantau ketat masalah inflasi ini," ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2014 terjadi inflasi sebesar 0,26 persen, lebih rendah dibanding inflasi pada Januari 2014 sebesar 1,07 persen.
Makanan, menurut BPS, masih menjadi penyebab terjadinya inflasi pada Februari 2014.
Pada kesempatan sama, Menteri Pertanian, Suswono menegaskan, pemerintah berjanji akan memberi ganti rugi pada petani yang sawahnya rusak akibat cuaca ekstrem. Hingga saat ini, pemerintah mendata sekitar 40 ribu hektar sawah di yang Indonesia rusak dan mengurangi produksi beras sekitar 200 ribu ton.
“Hampir 40 ribuan hektar lah yang mengalami puso. Dana untuk puso ini kan sudah tersedia Rp 200 miliar. Kalau produksi sekitar 200 ribu (ton) kita harapkan petani segera menanam kembali. Sementara sih kita belum bisa untuk menentukan importasi sebelum nanti apa faktornya, apakah benar karena suplai kurang atau karena masalah transportasi," ujarnya.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan fluktuasi harga bahan pangan harus dijaga agar kenaikan dan penurunan harga tidak terjadi secara ekstrem yang mengakibatkan kerugian bagi petani.
“Petani kita ini juga konsumen dan kita musti mendapatkan harga yang baik, pedagang itu musti diberdayakan agar terjadi kesejahteraan untuk produsen atau petani kita, kemudian akan terjadi perdagangan yang bermanfaat, yang adil," ujarnya.
Diakui Hatta, distribusi pada Desember 2013 dan Januari 2014 terhambat akibat cuaca ekstrem sehingga stok dan harga bahan pangan terganggu.
“Pantauan dan laporan dari seluruh tanah air tidak terdapat tanda-tanda sedikitpun gangguan-gangguan ketersediaan bahan pangan pokok kita, dan harga-harga relatif stabil. Itu pula yang membuat inflasi pada Februari kemarin relatif rendah dibandingkan dengan pada Januari. Kita akan memantau ketat masalah inflasi ini," ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2014 terjadi inflasi sebesar 0,26 persen, lebih rendah dibanding inflasi pada Januari 2014 sebesar 1,07 persen.
Makanan, menurut BPS, masih menjadi penyebab terjadinya inflasi pada Februari 2014.
Pada kesempatan sama, Menteri Pertanian, Suswono menegaskan, pemerintah berjanji akan memberi ganti rugi pada petani yang sawahnya rusak akibat cuaca ekstrem. Hingga saat ini, pemerintah mendata sekitar 40 ribu hektar sawah di yang Indonesia rusak dan mengurangi produksi beras sekitar 200 ribu ton.
“Hampir 40 ribuan hektar lah yang mengalami puso. Dana untuk puso ini kan sudah tersedia Rp 200 miliar. Kalau produksi sekitar 200 ribu (ton) kita harapkan petani segera menanam kembali. Sementara sih kita belum bisa untuk menentukan importasi sebelum nanti apa faktornya, apakah benar karena suplai kurang atau karena masalah transportasi," ujarnya.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan fluktuasi harga bahan pangan harus dijaga agar kenaikan dan penurunan harga tidak terjadi secara ekstrem yang mengakibatkan kerugian bagi petani.
“Petani kita ini juga konsumen dan kita musti mendapatkan harga yang baik, pedagang itu musti diberdayakan agar terjadi kesejahteraan untuk produsen atau petani kita, kemudian akan terjadi perdagangan yang bermanfaat, yang adil," ujarnya.